search judul postingan

CERPEN II (BINTANG DANDELLION)

Heihei.. kembal lagi bersama saya penulis nan gajelas ini.
Haha..
Kali ini saya nerbitin cerpen yang saya bikin waktu ada tugas bikin cerpen di sekolah.

Coba dibaca yah..
Aku buat ceritanya rada sedih.
Tapi gak tau  deh menurut pembaca gimana. :D
Ini dia…


I hope you like this story…….





ARTI BINTANG DANDELLION


            Angin malam berhembus dingin menerpa wajahku. Inilah salah satu hobi ku, menatap bintang. Aku memang sangat suka memandang bintang sejak ayahku masih ada, dialah yang selalu menemaniku sebelum tidur hanya untuk memandang bintang.
           

“Ify, apa kamu tau makna bintang dandelion di nama panjang mu?” tanya Ayah disela menatap bintang.
           
“hmm.. tidak tahu.memang kenapa yah?” tanya ku.

“bintang.. ayah ingin kamu seperti bintang yang selalu menyinari ayah dan ibumu. Kalau Dandellion, dia itu sebuah bunga yang terlihat rapuh saat tertiup angin, tapi dia berusaha tetap bertahan di tempatnya. Nah, ayah juga ingin kamu seperti Dandellion itu”ujarnya

“aku masih tidak mengerti yah” ungkapku sembari memandang ayah.

“suatu saat kamu akan mengerti” ujarnya


***


            hanya satu pintaku

 tuk memandang lagit biru dalam dekap seorang ibu

hanya satu pintaku

tuk bercanda dan tertawa dipangkuan seorang ayah

apabila ini hanya sebuah mimpi

ku selalu berharap dan tak pernah terbangun

hanya satu pintaku

 tuk memandang langit biru dalam pangkuan ayah dan ibu

apabila ini hanya sebuah mimpi

ku selalu berharap dan tak pernah terbangun

tuk memandang langit biru dalam dekap ayah dan ibu


disela ku termenung saat melantunkan lagu itu. jujur, aku sangat merindukan orangtua ku. Namun rasa rinduku lebih besar untuk sang ayah disbanding ibuku. Ayah, satu-satunya orang yang mengerti aku. Tapi Tuhan begitu cepat mengambilnya dariku. Sedangkan ibuku, hanya dia yang aku miliki saat ini. tapi saat aku membutuhkannya, dia malah pergi entah kemana.

***


“Ify.. ibumu sanga membutuhkan mu saat ini” terdengar suara perempuan di telepon yang aku angkat. Aku hanya diam. Dan memutuskan sambungan telepon tersebut. Berkali-kali teleponku kembali berdering. Namun tak aku hiraukan. Peduli apa aku pada perempuan itu?

***


Kesunyian dan penyakit, hanya mereka yang senantiasa menemani hariku. Aku merasa hidupku sudah tidak berarti lagi. Sering aku mencoba melakukan sesuatu untuk mengakhiri semuanya. Tapi pesan ayahlah yang buatku mampu bertahan hingga detik ini.


Aku merebahkan tubuhku diatas kasur. Memejamkan mata dan mencoba melupakan semua masalah yang terjadi pada ku akhir-akhir ini.

***

“ayah.. Ify kangen ayah. Ayah kenapa ninggalin Ify sendirian?”ujarku saat menemukan sosok ayah dengan wajah berserinya.

“ayah tidak pernah meninggalkan mu kok” jawabnya.

“Ify mau ikut ayah !” ujarku terisak. Ku lihat ayah tersenyum dan menggeleng, dia berkata “ belum saatnya Ify, ayo kamu tunjukkan dulu kalo kamu bintang Dandellion ayah ! lakukan yang terbaik disisa hidupmu”

lama-kelamaan bayangan ayah menghilang, kini yang terlihat ada seseorang perempuan yang biasa mengurusku dan disampingnya ada seseorang berjas putih dengan steteskop di lehernya.

“non, tadi non Ify bibi bangunin tapi gak bangun-bangun. Jadi bibi panggil saja dokter kesini” ungkap perempuan itu.

Aku hanya tersenyum menghiraukannya karna aku tau persis apa yang terjadi padaku.

“berapa lama lagi aku bisa bertahan dok?” tanyanku pada seseorang berjas putih itu.

“kurang lebih satu bulan ini” terdengar jawaban sang dokter dengan suara terpaksa. Aku menarik nafas berat. Disisi lain aku bersorak gembira. Bukan karena aku telah siap mendapat ajalku. Melainkan aku sudah bosan dan lelah menjalani sisa hidupku. Aku ingin penyakit ini segera mengakhiri kesedihan dan kesepianku.

***

Sekarang aku mengerti arti bintang dan dandelion itu. Aku rasa, aku sudah cukup untuk menjadi dandelion utuk ayah. Sekarang, aku tinggal melakukan hal terbaik dan bisa menjadi seperti bintang di sisa hidupku.

“akhirnya kamu mau kesini juga Ify” ujar perempuan yang tidak lain adalah orang yang sering menghubungiku akhir-akhir ini. tepatnya dia adalah adik dari ibuku.

“iya tante. Gimana keadaan ibu?” tanya ku dengan nada biasa saja.

“ibumu kecelakaan seminggu yang lalu fy, dan…” ujarnya menggantung .

“dan apa tante?” tanya ku penasaran.

“dan dia tidak bisa melihat lagi. Ibumu buta fy!” lanjutnya dengan raut wajah sedih.

Hmm.. ibuku buta? Harusnya saat ini aku tertawa bahagia mendengar kabar itu. Orang yang mencampakkan aku tanpa rasa iba, kini terbaring lemah dan buta. Harusnya juga aku tidak peduli akan keadaannya. Dia sendiri pun mungkin tidak tahu bahwa anak yang ia abaikan memiliki penyakit hemofillia. Jadi, buat apa aku peduli padanya.

Tapi, sejahat-jahatnya ibuku, aku tidak bisa membencinya. Walaupun terkadang aku merasa kesal padanya. Tapi dilubuk hati kecilku, aku merindukannya. Andai dulu dia mau menerima aku apa adanya, pasti aku akan merasa sangat bahagia.

Jika waktu ku telah berakhir sampai disini. Setidaknya aku merasa bahagia. Bahagia karena semua hal yang ingin aku lakukan benar telah aku selesaikan dengan sempurna.


Untuk ibuku tersayang…

Ibu,
ingin sekali rasanya aku mengucapkan kata itu secara langsung dihadapan ibu.
Dan aku berharap disaat aku mnyebutkan kata itu, ibu akan langsung mendekap ku dengan penuh rasa sayang.
Tapi itu hanyalah sebuah mimpi.

Ibu, aku tau.. aku sangat tidak cukup sempurna untuk menjadi anakmu.
Untuk berjalan saja aku membutuhkan kursi roda. Pasti anak yang ibu inginkan adalah seseorang gadis cantik yang sempurna kan? Yap, itu sama sekali bukan aku.
Tapi bu, izinkan mataku yang akan menemani dan menerangi hidupmu.
biarkan mataku membantu ibu agar dapat melihat indahnya dunia lagi.
Aku hanya ingin menjadi bintang yang sedikit memberi cahaya di hidup ibu.
Tapi maaf bu, aku tidak bisa menjadi setangguh bunga dandelion, karena aku tidak mampu untuk tetap kuat melawan penyakit hemofillia ku ini.

Ibu, andai kau tau. Dulu setiap sore aku selalu menunggu mu datang dan menjemputku.
Hmm.. bu, aku sudah tidak perlu lagi itu semua.
Karena sekarang ayah yang telah menjemputku dan mendekapku hangat penuh kedamaian bersamanya .

Perlu ibu ketahui..
Aku sangaaat menyayangimu. Walaupun aku sempat kesal saat ibu meninggalkan aku sendiri.tetapi aku sangat berbahagia sekali saat ini, karena dengan mata itu, aku bisa merasa selalu dekat dengan ibu. Dan aku telah melakukan hal terbaik disisa hidupku.

ILOVEYOU ibu :’)



-the end-


hehe.. gimana ceritanya?
Sedih gak???
Gak jelas ya??


Minta komentar dan like nya yah.
Makasiiii :*

0 komentar:

Posting Komentar