search judul postingan

tulisan sendu edisi karena kamu


Konbanwa minna-chan.
Mau galau ah.
Abis mimpiin dirinya sih :"(
...

dear, kamu.

Tengah malam ku terbangung.
Tahukah kamu? Ku teringat dirimu.
Dirimu yang sedang susah payah tuk hilang dari lembar kehidupanku.
Dirimu yang sedang susah payah berusaha lepas dari palung hati.
Dirimu yg kini sama sekali tidak bisa kurasakan keberadaannya.

Tahukah kamu?
Karna dirimu aku mengerti perasaan rindu.
Ternyata rasanya sesendu ini.
Bisakah kita bertemu lagi?
Aku rindu memandangmu diam-diam.
Aku rindu tersenyum dibalik tawamu.
Aku rindu menangis karna sedihmu.
Bisakah aku melakukan hal yang aku rindu itu lagi?

Dulu..
Mengingatmu adalah obat diujung lelahku.
Mengingatmu adalah ramuan penghilang sedih.
Mengingatmu adalah dorongan semangatku.
Tapi kenapa sekarang mengingatmu adalah perih?
Haruskah ku melupakanmu?
Ya, aku tau jawabanmu "harus"
tapi ini tidaklah mudah.
Samasekali tidak.
Tapi tenang saja, aku sedang berusaha.
Kamu disana juga sedang berusaha bukan? :')
aku bahagia, karna kamu telah membantu.

Tahukah kamu?
Hanya karna dirimu aku selalu melakukan hal bodoh.
Mengagumi dirimu yang entah aku tidak tau karna apa.
Menanti dirimu yang selalu berusaha membunuh penantian ini.
Aku ingin tau, Kenapa kamu berusaha membuat aku berhenti mengagumi mu.
Kenapa kamu tidak memberikan jawaban?
Biar aku tebak, "iman kita berbeda".
Benar bukan?

Tahukah kamu?
Semua sikapmu yang aneh, cuek, tidak peduli, menyebalkan seharusnya membuatku malu.
Malu mengagumi sosok yg bisa dibilang tidak pantas dikagumi.
Tapi aku tidak merasa malu, aku menikmati perasaan itu.
Tidak peduli seburuk apa aku dinilai orang-orang.
Kamu tahu? Aku punya alasan untuk semua itu.
Aku percaya kamu akan datang untukku.
Dan benar bukan, kamu memberikan sebentar waktumu untukku.
Memberikan kesempatan merasakan waktu bersama dirimu. Hanya berdua.
Sebentar namun membahagiakan.
Terimakasih untuk waktu yang kamu beri itu, kamu membuat semuanya terasa tidak sia-sia.

Tahukah kamu dibalik semua ini ada asalmulanya?
Perasaanku ini bermula karna sebuah -karma-.
Karna kamu, aku menyadari kesalahanku dimasa lalu.
Apa yang kamu lakukan padaku sama persis seperti yang aku lakukan dulu kepada seseorang.
Seseorang yg katanya sayang padaku.
Kamu pasti tau apa yg aku lakukan.
Karna aku melakukan apa yg kamu lakukan.
Aku tidak memperdulikannya, aku mengangap dia sebagai sesuatu yang harus dijauhi.
Kamu pasti tau apa alasanya, ya sama.
Aku dan dia "berbeda iman".
Aku jadi tau perasaan dia saat dulu.
Karna kamu lah aku bisa tau.
Karna kamu aku merasa berada diposisi dirinya.
Aku benar-benar menyesal.
Terimakasih, karna kamu buat aku sadar, bahwa aku harus menghargai perasaan seseorang.
Tidak perduli apapun perbedaan yg ada.


Kamu..
Diujung tulisan ini aku sudah merasa lega.
Beban rindu yg aku rasa sudah terangkat.
Sekarang, aku sedang mengenang 1 kenangan bersama kamu yg paling membahagiakan.
Ya, saat kamu menjabat tanganku.
Menggengam erat tanganku untuk salam perpisahan.
:')

terimakasih untuk semuanya.
Aku senang pernah mengenalmu.
Tidak ada yg perlu aku sesali dari dirimu.
Kamu sudah memberi banyak pelajaran.
Terimakasih.
You'll always be my wonderful moment forever~
ILY & IMY so much.
__ayu__

TERNYATA.... =CERPEN=

Weyy.. gue mau ngepost cerpen hasil dongeng malam yang Arkan buat gue. Tapi dongeng dia gue kembangin jadilah cerpen.
Kalo Arkan nama tokohnya Rayhan sama Anggun. Disini gue ubah ya kan… tapi alur ceritanya tetep kayak buatan lu kok ;)
Oya, arkan gak ngasih judul nih buat dongengnya. Gue kan juga bingung mau kasih judul apa. Ya, dibaca aja yah..
Dan maap kalo kurang menarik, kalo kata gue mah apapun yang Arkan buat selalu menarik buat gue. Eaaa~


Ini diaaaa…



            Kelas..
Satu ruangan yang hanya berisi bangku, meja, lemari, papan tulis.
Satu ruangan yang hanya berpenghuni murid dan guru.
Satu ruangan yang terisi banyak kenangan.
Dan satu ruangan yang merupakan rumah kedua bagi para pelajar..
Walau hanya satu ruangan.. tapi disana menjadi saksi bisu dimana banyaknya makna, kejadian, dan peristiwa.


Suatu hari, di sebuah ruang kelas dimana penghuninya sedang melakukan ritual yang sudah menjadi kewajiban bila ada diruangan itu, yap belajar dan mengajar.
Disaat itu juga masuklah seorang guru bersama murid cowok yang keliatanya murid baru.
“anak-anak, kelas kita kedatangan murid baru.. ini dia, ayo kamu perkenalkan diri”ujar sang guru mempersilahkan si murid baru untuk memperkenalkan diri.

“mm.. okeh, nama saya Alvin Jonathan.. panggil saja Alvin. saya pindahan dari Malang. Salam kenal ya dan mohon bantuannya” ujar si murid baru dan mengakhiri kalimatnya dengan senyuman.

“nah.. silahkan nak Alvin duduk ditempat yang kosong” suruh guru tadi.

Alvin mengedarkan pandangannya. Ya, hanya ada dua bangku kosong. Yang satu dipojok kiri belakang dan yang satunya lagi disamping seorang gadis yang keliatan cantik yang sedari tadi hanya menunduk. Tentu saja Alvin memilih duduk disamping cewek itu.

Kelas mulai riuh dengan bisikan-bisikan khususnya dari para cewek-cewek.
“iiih keren ya”
“wahh, ganteng”
“aduh, cocok bgt sama gue tuh”
Dan lain sebagainya.
Alvin ini memang sangat tampan, siapapun yang melihatnya pasti akan mengakui bahkan memuji ketampanannya itu.semua murid pun berminat untuk berkenalan dengannya.
Kecuali gadis disebelahnya, cewek yang akan menjadi teman sebangkunya ini memang tidak peduli, bodo amatan deh dengan murid baru yang katanya WAUW banget.
Haaaaah.

Alvin yang memang sadar tinggal teman sebangkunya yang belum kenalan, akhirnya mengajaknya berkenalan.
“hey.. nama lu siapa?” Tanya Alvin selembut mungkin
Orang yang dimaksud menoleh, “gue?” tanyanya
“iyalah elu, tinggal lu yang belum kenalan sama gue” ujar Alvin
“Oh. Gue Ashilla, panggil aja Shilla” jawabnya cuek.
“ooh Shilla, seneng bisa sebangku sama lu” ujar Alvin ramah
Namun Shilla tidak memperdulikannya. Dia sedang asik menorehkan coretan diselembar kertas.

Hari silih berganti. Shilla tetap Shilla yang cuek dan dingin. Alvin pun telah susah payah mencoba untuk membuat Shilla tidak terlalu cuek dengannya, namun sia-sia. Batu ya batu. Tapi, tidak bisa dihindari, karna sikap tertutupnya Shilla itu membuat Alvin penasaran dan ingin tau banyak hal tentang Shilla. Tapi lambat laun, keingintahuan Alvin terhadap Shilla berubah menjadi rasa tertarik.


Sampai suatu saat.. musim hujan tiba..

Alvin yang baru pulang les tengah berjalan menuju rumahnya.
Diperjalanan, Alvin melihat seorang perempuan yang sepertinya dia kenal.
“itu.. kayak Shilla deh” gumam Alvin dikejauhan, matanya disipitkan.

“eh, tapi tuh cewek lagi nangis. Masa sih Shilla bisa nangis?” ragu Alvin

“ah, mending gue samperin ajalah.” Alvin pun mendekat untuk memastikan.

“shil..” sapa Alvin setelah benar-benar dekat dengan cewek yang sedang menunduk dan menangis itu.
Cewek itu mendongakkan kepalanya, dia kaget saat mendapati Alvin ada di depannya. Dia buru-buru memalingkan wajahnya.

“ternyata bener Shilla. Kok lu nangis Shill?” Tanya Alvin sembari duduk disamping Shilla.

“bukan urusan lo!” ujar Shilla dingin dan menghapus ari matanya.

“lu ada masalah? Cerita aja ke gue” ucap Alvin lembut.

Shilla diam.

“Shill, jangan pendem masalah lu sendirian dong. Kalo lu mau nangis, nangis aja.. puas-puasin sampe lu tenang” saran Alvin masih dengan suara yang lembut.

Shilla terhenyak, dia benar-benar tidak bisa menahan kesedihannya. Tiba-tiba saja dia memeluk Alvin. saat ini, diaa memang sangat membutuhkan pelukan seseorang untuk menenangkannya.

Alvin terkejut dengan sikap Shilla, tapi dia segera mengerti. Dibalaslah pelukan Shilla itu. Dia biarkan bajunya basah dengan air mata Shilla  isakan shilla semakin kencang, tangisannya pun semakin terasa deras. Namun dalam keadaan seperti itu, keduanya saling diam. Hanya ada suara rintikan hujan yang juga semakin deras.
Karena terkadang dengan diam.. masalah akan cepat selesai.

***

Semenjak kejadian –pertemuan Shilla Alvin ditengah hujan- mereka menjadi akrab.
Shilla yang biasanya cuek dan dingin, mendadak menjadi periang.
Karna kedekatan mereka itu, timbulah rasa suka diantara keduanya, tapi dari mereka gak ada yang berani memberitahu satu sama lain.

Sampai akhirnya.
Dikelas mereka kedatangan murid baru lagi, kali ini kedatangan murid baru itu bener-bener membuat isi kelas terheran-heran.
Wajahnya… mirip sekali dengan Alvin. bukan mirip, tapi persis!!
Alvin dan Shilla tak kalah herannya, tapi yang lebih heran si Alvin.

Murid baru itu dengan santai segera menepiskan kondisi keheranan yang tercipta dikelasnya ini.

“hai semuaa. Dan hai Alvin” sapa murid baru itu.
Tidak ada satu pun yang membalas sapaan murid baru itu, mereka masih kebingungan. Kok bisa wajahnya itu sangat mirip dengan Alvin.

“perkenalkan.. saya Alvan jonathan. Panggil saja Alvan. Pasti kalian bingung ya? Ya, saya ini sodara kembar Alvin! kalo kembar udah pasti samalah mukanya. Hehe. Salam kenal ya semuaa” ujar Alvan yang ternyata sodara kembar Alvin. wauw Alvin yang ganteng + keren banget itu jadi dua. :D

Alvan pun duduk di bangku yang satu-satunya kosong. Tepat disebelah kanan Shilla.
Alvan menatap Shilla terus. Sepertinya ada rasa yang sama dengan sodara kembarnya terhadap Shilla. Alvinpun dapat membaca sikap Alvan. Tidak boleh! Sodara kembarnya tidak boleh merebut Shilla darinya.

“eh van, ngapain sih lu ikutan pindah?” Tanya Alvin disaat pelajaran kosong.
“emang kenapa? Gue bete beda sekolah sama lu. Gak ada yang asik diajak berantem” ujar Alvan.
“elu tuh yaa. Gue bosen tau sama lu. Awas aja” ancam Alvin
“awas apa?? Awas kalo gue ngerebut “ ucap Alvan dan melirik Shilla.
Alvin kesal. “haha. Gak bakalan bisa lu rebut!”
“ohya?? Kalo bisa?” tantang Alvan.

Shilla yang duduk ditengah-tengah sodara kembar itu jadi risih. Mereka berisik banget. Baru juga ketemu, langsung berantem.

“woooy! Gak liat ada orang ya?!” ucap Shilla dengan suara tinggi.

“apa van? hah?” Alvin masih meladenin Alvan.
“ya,, lu takut kan, secara gue it…” belum selesai Alvan berbicara, Shilla memotongnya.
“kalian tuh ya! Gak liat ad ague ditengah lupada apa gimana sih? Sakit nih kuping gue ngedengerin lu berdua berantem! Berisik banget tau. Kalo mau berantem jangan disini deh! Bikin emosi” bentak Shilla sambil berdiri.

Alvin dan Alvan seketika bangkit dari bangkunya juga “maaaaf ya Shillaaa.. maaaf” ucap keduanya sambil tersenyum lebar.
Mereka berdua kalo udah berantem memang suka lupa waktu dan tempat.

“yayaya.. lain kali jangan gini lagi.” Ujar Shilla

“tau lu vin.. “ kata Alvan
“lah?, lu duluan yang mulai coy” sahut Alvin
“gue? Elu sih”
“elu ya”
“Elu”
“elu”

“wooooy. Tuhkan lagi, baru sebentar dilerai. Udah ah gue pindah tempat duduk” ucap Shilla dan mencoba pergi dari tempat duduknya.
Tapi tangan shilla keburu dipegang si dua sodara kembar itu. Mau gakmau dia gabisa pergi.
“mmap lagi deh Shill, jangan pindah ya.. gue gamau duduk sebangku sama yang lain” ujar Alvin memohon.
“iya Shill jangan pindah. Kalo mau lu duduk sebangku sama gue aja” ujar Alvan juga
“wwooo.. tidak bisa, Shilla tetep duduk sma gue”ujar Alvin pada Alvan.
“lah? Bisa aja kali kalo Shilla mau” jawab Alvan.
“nooh.. mulai lagi kan??? Lepasin tangan gue” ucap Shilla semakin kesal.
Alvin dan Alvan terdiam, tapi mereka masih memegang tangan Shilla.
“ampun Shill, kita gak berantem lagi deh. Udahan van udahan” ujar Alvin
“iya Shill, maap ya. Kita gak berantem lagi kok. Duduk ya” ujar Alvan.
Mereka pun menarik tangan Shilla kebawah agar terduduk.
Shilla menghembuskan nafas. “awas ya kalo berantem.”

“siap bos” ujar Alvin Alvan.


 ***
Alvin Shilla Alvan. Mereka jadi sangat dekat. Kemana-mana bersama. Alvan pun semakin suka juga dengan Shilla.
Alvin dan Alvan selalu berusaha mendekati Shilla, berharap Shilla juga memiliki rasa yang sama dengan mereka.

Usaha yang sodara kembar itu lakukan dicurigai Shilla, dia jadi merasa kalo Alvin dan Alvan menyukai dirinya..
Tapi, kenyataannya. Seganteng dan sekerennya sodara kembar itu, gak mungkin kalo Shilla memiliki keduanya. Harus salah satu yang dia pilih.
Sebenarnya hati Shilla sudah memilih salah satu diantara mereka, tapi yang ia khawatirkan, bagaimana membuat yang satunya tidak kecewa.

Shilla galau, dilemma, labil…
Sempat terpikir Shilla ingin menduakan mereka. Aduh, tapi itu terlalu jahat.
Karna Shilla belum mendapatkan ide, untuk sementara waktu ia menjauh dari Alvin dan Alvan.

***

“vin, kok Shilla ngejauhin kita sih? Lu punya salah sama dia?” Tanya Alvan saat mereka sedang duduk di taman sekolah.

“enak aja lu. Elu kali yang punya salah sama dia! Tapi iyanih, Shilla ngejauhin kitaa.” Ujar Alvin kecewa.

“taunih, kenapa ya? Gak seru”ujar Alvan tak kalah kecewa.

Alvan dan Alvin sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sampai akhirnya mereka berdua terpikir sesuatu
“ah, kalo kayak gini, bisa manfaatin buat ngedeketin Shilla” batin mereka.
Ya, namanya kembar. Apa yang mereka pikirkan juga jadi sama persis.

Akhirnya mereka pun melakukan tekadnya. –mendekati Shilla-


***

Suatu hari, Shilla sedang berjalan dengan salah satu teman cewek sekelasnya. Ya, semenjak Shilla menjauh dari Alvan dan Alvin, dia selelu bermain dengan temannya itu. Namanya Sivia..

Alvin yang meyakinkan ini waktu yang tepat untuk puncak dari tekadnya pun segera menghampiri Shilla. Dia pastikan dulu, bahwa sodara kembarnya tidak ada.

Sivia menyadari kehadiran cowok itu, “Shill, tuh si Alvin apa Alvan tuh” Tanya Sivia yang memang semenjak mengenal sodara kembar itu selalu gak bisa bedain. Gimana mau bedain coba? Muka sama, rambut sama, baju udah pasti sma, sikapnya juga sama!! Hanya Shilla yang slalu bisa ngebedain keduanya jika di sekolah.
“oh, itu Alvin vi” jawab Shilla.

“emm, Shil” panggil Alvin setelah mendekat.

“ya? Ada apa vin?” Tanya Shilla

“ikut gue bentar yo, ada yang mau gue omongin” ajak Alvin.

“gue mau ke perpus sama Sivia. Emang mau ngomong apa? Ngomong disini aja kali”

“yah, mau ngomongnya berdua doang. Penting!” ujar Alvin meyakinkan.

“huft, yaudah deh. Vi, lu ke perpus duluan aja ya. Gue mau ngeladenin dia dulu nih” ucap Shilla

“okelah. Entar nyusul ya” ujar Sivia berlalu.

“pinjem Shillanya dulu ya viii” teriak Alvin.

Sivia menoleh dan mengacungkan jempolnya.

“ayo Shill, kita ngomong dibelakang sekolah aja. Biar gak ada yang tau. Hehe” ajak Alvin dan menarik tangan Shilla.

Sesampainya dibelakang sekolah..

“lu mau ngomong apasih? Pake ketempat sepi gini” ujar Shilla

“jadi gini,” Alvin meraih kedua tangan Shilla. “gue mau bilang sesuatu yang udah lamaaa bgt pengen gue kasih tau” ujar Alvin sambil menatap ke mata Shilla yang bingung.

Keduanya merasa debaran jantung yang kencang.

“gue… mm..” gugup Alvin

“apaansi vin, jangan jadi mistis gini deh” ucap Shilla

Alvin menarik napas dan “gue suka sama lu Shill, mau gak jadi pacar gue??” ungkap Alvin cepat.

Shilla yang mendengarnya mendadak terpaku.
Diam. Kaget. Gak percaya.

“shill..” sapa Alvin, namun Shilla masih saja terdiam.

“Shillaaa” sapa Alvin lagi sambil menggoyangkan bahu Shilla.

“eehh.. iya vin” ujar Shilla tersadar.

“ah elu gimana sih, malah bengong. Gimana?? Mau gak Shill? Hehe”

“mm.. gatau” jawab Shilla bingung

“haduh Shilla.. muka lu itu jadi tampang cengok gitu. Baru pertama kali ditembak cowo ganteng ya?” goda Alvin

“iih.. apaansi!” ujar Shilla yang mukanya mulai merah.

“udah, gimana? Mau gak Shill?” Tanya Alvin lagi.

Shilla mengangguk tanda mau. Ciyeee.. akhirnya.

Tbtb ada suara tepukan tangan. Prok..prok..prok. “bagus ya kalian.. selamat atas hari jadiannya” ujar Alvan ketus.

Alvin dan Shilla jadi merasa bersalah.
“van, gue bisa jelasin..” ujar Shilla mendekati Alvan.

“mau jelasin apa Shill? Udah cukup jelas kok!” sahut Alvan masih jutek.

“van.. “ sapa Shilla sambil memegang bahu Alvan. “sebenernya gue tau kalo lu juga suka sama gue, tapi maaaaaf banget, gue sukanya sama Alvin. lu harus ngertiin ya van, soalnya kalo gue pacaran sama lu juga percuma kalo gak cinta” ujar Shilla selembut mungkin.

Alvan terdiam.. bener juga sih, yang namanya cinta terpaksa itu ga enak.

“hm, iyaa.. gue ngerti kok Shill” ujar Alvan tersenyum walau ada rasa sakit di dadanya.

Alvin pun menghampiri, “van, sorry banget ya. Kali ini gue yang menang. Weeeek” ujar Alvin dan berlari sambil menggandeng Shilla.

“aseeeem,, awas lu yee” teriak Alvan dan berlari mengejar Alvin + Shilla.

Sialnya ditengah pelariannya, Alvan menabrak seseorang.

Dubrak.. “aw.. “ ringis cewek yang ditabraknya.
“eh, maap yaa.. aduh gapapa kan lu?” ucap Alvan sambil menjulurkan kedua tangannya untuk membantu orang yang ditabraknya bangun.

Cewe itu mendongakkan wajahnya masih sambil memegang bahunya yang tadi tertabrak keras oleh Alvan. “haduh Alvin! ngapain sih pake lari-larian segala” omel cewe itu sambil meraih tangan Alvan.

“gue Alvan.. bukan Alvin, selalu aja lu salah manggil gue” ujar Alvan.

“oh salah lagi y ague. Abisnya lu sama tengilnya sih” ungkap si cewe cuek dan berjalan melewati Alvan. Tapi langkahnya terhenti saat Alvan memegang tangannya.

“yah,, jangan marah dong. Tadi gue lagi ngejar siAlvin. Lagian sih elu menuhin jalan” ucap Alvan

“oh maksud lu gue gendut gitu??” ketus sicewe

“enggaa.. bukan gendut Siviaaaa. Lu jalan di tengah-tengah. Aduh”

“bodo ah” ujar Sivia masih kesal.

“yaudah.. sebagai permintaan maaf, gue beliin es krim yaaa?” rayu Alvan. Dia tau Sivia suka banget es krim, dan bener ajaaa “iyaudah ayoooo.. gue yang milih es krim nya yaaa” sahut Sivia dengan semangat 45 menggeret Alvan. :D

Semenjak kejadian ituuu..
Alvan melupakan perasaannya kepada Shilla, sekarang ia sedang dekat sama Sivia yang wajahnya juga gak kalaah cantik dari Shilla.

“ciyeee.. yang lagi pdkt” goda Alvin dan Shilla saat melihat Alvan-Sivia berduaan.

“apaansi” sahut Sivia.

“taunih, ganggu aja lu berdua” sahut Alvan.

“haha.. lu van, kapan jadiannya? Kelamaan pdkt lu” ucap Alvin

“yah, kan biar lebih sreg dulu pin” jawab Alvan

“alah.. bilang aja gak berani nembak” sahut Alvin

“apalu bilang?!” emosi Alvan

“ya.. lu banci bgt ” ledek Alvin

Haduuh.. beginilah kalo si kembar ketemu, selalu adu omong. Bikin sakit kuping. Shilla dan Sivia yang sangat bosan mendengarkan pertentangan si kembar pun memilih pergi diam-diam.

“elu tuh yang kayak bencong” sahut Alvan

“dih? Ngatain diri sendiri ya??” ujar Alvin.

Alvan dan Alvin yang sedang asik berdebat menyadari ada yang hilang. :D

“eh, lu ngerasa ada yang ilang gak?” Tanya Alvan

“iyaa.. apaan ya van?” heran Alvin

Ditengah kebingungan Alvan-Alvin, sesuatu yang hilang berteriak “TERUSIN AJA DEBATNYA” ujar Sivia-Shilla di tempat yang agak jauh.

Alvan-Alvin menoleh ke sumber suara..

“Shilla” ucap Alvan

“SIvia” ucap Alvin. “eh, van kok lu manggil nama Shilla! Shilla punya gue” ujar Alvin

“lah, elu juga manggil Sivia” sahut Alvan. “ah udahlah, tuhkan Sivia gue dibawa pergi shillaaaaa”

“neng Siviaaaaa tunggu” teriak Alvan dan beranjak.

Alvin yang ditinggal sendirian juga ikut beranjak “yaaah, Shilla tungguin Mas Alvin”


Alvan-Sivia
Alvin-Shilla..
Hubungan mereka berempat menjadi lebih dekat dan seru. Kemana-mana berempat.
Bahkan Alvan-Alvin suka iseng pura-pura tukeran posisi buat ngerjain Shilla-Sivia.

Yaaaaa pokoknya indah deh.


-THE END-

Haha gimana?? Ceritanya aneh gak? Terutama Arkan nih yang harus komentar. Haha
Yang pada baca, minta kritik dan sarannya yaaaa. :D

Thanks before..

By: Ayu Ambarwati & Arkan Ujiawan ^^