Dia sedikit tersenyum melihat sebuah pesan telah tiba di
ponselnya. Ada seseorang yang ingin menemuinya.
“5 menit lagi harus sampe ya” tertulis sebuah pesan masuk
pada handphonenya.
“ah yang benar saja orang ini” gerutu dia.
Dia yang masih tenggelam dalam balutan selimut segera
bangkit. Dengan sisa rasa pusing dikepalanya karena sudah 3 hari lamanya ia
demam, membuatnya berjalan dengan sempoyongan. Ia merasakan hawa dingin yang
dengan nakal menggelitiki kulitnya.
“uh, dingin banget deh” ujarnya yang merasa menggigil. Ia kemudian
memutuskan untuk menggunakan air hangat untuk mandi.
Dengan kondisi badannya yang kurang sehat sungguh menghambat
kecepatan pergerakan tubuhnya. Sesekali ia harus terduduk dulu. Karena ia
terlalu sibuk merias wajahnya agar tidak terlihat pucat membuatnya lupa bahwa
ia sudah terlalu lama bersiap-siap. Ia kemudian meraih handphone nya. Terdapat
beberapa pesan yang datang ke ponselnya dari seseorang yang ingin menemuinya
itu.
Ia segera membukanya dan benar saja ternyata orang itu sudah
menunggunya di tempat yang ia putuskan untuk bertemu.
“ah, kukira dia akan menjemputku” gumam gadis itu, tapi ia
tetap merasa tidak apa-apa, karna kali ini yang terpenting ia bisa berjumpa. Kemudian
ia menggerakan jari-jarinya untuk segera membalas.
“udah sampai ya?” tanyanya.
“iya. Pliss jangan lama. Lu tau kan bagi cowo nunggu 1 menit
itu lama” balas seseorang disebrang sana.
Tubuhnya seketika kembali merasa lemas. Seperti tarikan
gravitasi terasa lebih kuat dari biasanya. Dia langsung mengutuk segala rasa
bahagia yang ia rasakan sebelumnya. Untuk apa? Pikirnya. Bahagia bertemu dengan
orang yang tidak pernah tau apa itu menunggu. Bahagia bertemu untuk seseorang
yang tidak pernah menghargai sebuah penantian. Rasanya ia ingin bersumpah untuk
tidak lagi dipertemukan dengan seseorang seperti ini, dan semoga suatu saat ia akan mengerti betapa pentingnya menunggu sesuatu. lihat saja.
Matanya sudah terasa perih, ia ingin menangis. Merasakan terseret
pada sebuah waktu dimana ia pernah menjadi seseorang yang dengan bodoh dan
setia menunggu cowo itu 3 bulan lamanya. Ia bahkan pernah menunggu orang itu
dengan rasa percaya selama 3 jam dan yang di tunggu tidak datang. Lalu ia
berpikir, untuk apa menangisi orang seperti itu? Tidak berguna.
Dia segera melangkahkan kakinya keluar rumah membawa segala
amarah untuk ia lemparkan pada orang yang sedang menunggunya.
Sesampainya di tempat yang ia janjikan tidak butuh waktu
lama baginya untuk menemukan orang itu.
“tuh, Cuma mau kasih itu. Kalo mau pergi. Silahkan” ujarku
dengan tegas. Ku berikan pandangan yang semoga saja bisa menamparnya. Namun ketika
ia memandangku, entah mengapa tetap ada perasaan yang aneh. Pandangan matanya
sangat sulit untuk ku baca. Bahkan, ia terlihat takut untuk menatapku.
Terdapat beberapa pertanyaan yang terus lelaki itu lontarkan
padanya. Dia pun menjawab seadanya. Tidak banyak ingin gadis itu bicara pada
lelaki dihadapannya kali ini. Terasa asing. Tidakkah lelaki itu ingin bertanya apa gadis
itu baik-baik saja? Atau sang gadis sudah terlalu hebat dalam menyembunyikan
ketidak-baik-baik sajanya itu?
Tidak lama, laki-laki dihadapannya pamit untuk segera pergi.
Gadis itu semakin saja dibuat sakit olehnya.
“kayaknya gue harus pulang duluan” ujarnya.
“jangan pergi dulu” gumamnya dalam hati. Namun gadis itu
mengangguk pelan. Tiada kuasa ia untuk
menahannya pergi. Untuk apa? Lagi-lagi pikirnya.
“iyaudah” jawab gadis itu dengan sangat berusaha agar
suaranya tidak terdengar bergetar.
Tanpa basa-basi lagi, laki-laki dihadapannya benar-benar
beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan seorang gadis sendirian.
Ia berjalan terus tanpa menoleh sedikitpun.
“kamu kenapa?” tanyanya dalam hati. Ingin sekali rasanya
gadis itu menyunggingkan sepotong senyum untuk lelaki yang kini semakin menjauh
saja. Bukan pertemuan seperti ini yang gadis itu harapkan. Bukan. apa semuanya benar-benar tidak dapat diperbaiki lagi?
Setelah tidak lagi pandangannya menjangkau punggung laki-laki itu. Gadis itupun menarik napas
dengan dalam. Kemudian menghembuskannya. Mecoba untuk baik-baik saja.
Gadis itu menundukkan kepalanya. Menggigit bibir bawahnya
dengan keras. “jangan nagis. Ayo kuat. Semua ini terjadi karena aku kuat. Jangan
nangis lagi untuk laki-laki seperti itu, kumohon” ocehnya dengan lirih. Namun nihil,
airmatanya dengan paksa berderai untuk mengusap kedua pipinya.
“aku gakuat. Katanya segala sesuatu akan terjadi tanpa
diluar batas kesanggupan tiap orang. Lalu apa ini? Aku gakuat.” ujarnya.
Dia benar-benar tidak tau harus melakukan apalagi. Ia putus
asa dan berkali-kali dengan lirih mengucapkan “aku gakuat”. Lalu, ia teringat
dan menyetujui apa yang diucapkan seorang penulis bernama Soe Hok Gie, bahwa
memang benar beruntung sekali orang-orang yang telah mati muda.
Pikiran gila mulai merasukinya. Rasanya ia ingin segera mengalihkan
rasa sakit hatinya dengan rasa sakit yang lain. Matanya tertuju pada jalan raya
dengan lalu lalang mobil dan motor yang melaju dengan cepat. Khayalnya membawa
ia untuk berada ditengah-tengah jalan itu dan rasanya ia ingin ....
Pikirannya tersadar setelah sebuah dering handphone yang
menggetarkan genggamannya. Ada telpon masuk. Ia segera mengangkatnya.
“Ashilla?” terdengar suara lelaki yang tidak asing
ditelinganya.
“kenapa Rio?” tanya gadis itu dengan amat pelan.
“lagi dimana?”
“lagi di tempat makan nih” jawab Shilla.
“sama siapa lu?” tanyanya.
“sendiri”
“dih kayak orang bego” ujarnya
“emang gue bego” jawab Shilla dengan isakan.
“eh? Elu kenapa eh?” terdengar suara panik dari sebrang
sana.
“gapapa”
“ih suara lu beda. Udah pulang sono. Nanti kita main sama
sivia juga. Lu lagi pengen masakan jepang kan? Ntar kita kesanaaa”
“iya” ujar Shilla.
“eh sekarang aja deh. Lu dimana? Gue jemput”
Shilla memberitau keberadaannya. Seperti telah dikirimkan
penolong dari Tuhan untuk menyelamatkan hidupnya. Tidak butuh waktu lama Shilla
bertemu dengan Sivia dan Rio. Shilla diajak ke sebuah tempat yang memang sedang
sangat ia harapkan ada seseorang yang mau menemaninya kesana.
Dan disanalah pada akhirnya mereka berada. Menyaksikan keparauan
seorang Shilla.
“pasti abis ketemu sama Cakka” tebak Sivia membuka
percakapan.
Shilla mengangguk.
“dasar bego. Kalo lu ade gue, udah gue marahin abis-abisan
lu. Gue suruh jangan pernah ketemu lagi sama cowo itu. Bego banget dasar” omel
Rio pada Shilla.
“Riooo..” tegur Sivia.
“biarin aja vi. Emang gue bego” ujar Shilla dengan lirih. “taaaaapiiii,
sekarang gue harus seneng ah. Gue mau makan kare udon. Gue tunggu sini. Kalian yang
pesen. Haha cepet-cepet!” perintah Shilla. Entah kenapa dia berlaku sperti itu.
Seolah rasa sakitnya lenyap begitu saja. Ia lemparkan senyuman terbahagianya
untuk Rio dan Sivia yang merupakan sahabatnya sejak SD. Mencoba meyakinkan 2
sahabatnya itu bahwa Shilla baik-baik saja.
Kedua sahabatnya ikut tersenyum. Tanpa mengelak dua orang
itu meninggalkan Shilla untuk membawakan apa yang diinginkan Shilla. Kedua sahabatnya
selalu menyemogakan Shilla untuk kembali menjadi Shilla yang bahagia selalu. Dan
tanpa membutuhkan waktu yang lama, kedua sahabatnya telah kembali tiba di meja
makan yang Shilla tempati.
“ini tuan putri” ujar Rio yang mampu membuat Shilla
merasakan geli dipipinya.
Rasa sakit itu memang ada. Namun, ia rasa tidak sepantasnya
rasa sakit untuk dibagikan kepada orang lain. Cukup rasa bahagia yang seharunya
untuk dibagi kepada banyak orang yang berharga dan mengargainya. Sambil berbincang
dan melepas tawa bersama 2 orang sahabatnya yang ia temukan semasa SD itu.
Shilla sempat menyelipkan sebuah doa.
“ya Tuhan, terimakasih telah menghadirkan mereka disaat aku
terguncang hebat tadi. Untuk kali ini, aku mohonkan padamu,aku sudah merelakan
segalanya yang telah pergi dariku, cita-citaku, sahabatku, bahkan Cakka. Tapi, jangan biarkan mereka meninggalkanku. Bahkan ku
mohon pertemukan kami bertiga di surga nanti.”
Semua kesedihan yang ada bukanlah tanda dari berakhirnya
sebuah kisah. Karna pada akhirnya, sebuah kisah telah dipastikan akan menemukan
akhir yang bahagia. Maka yakinlah, akan ada kebahagiaan yang sedang menuju ke
arahmu setelah rasa sakit yang begitu hebat.
***
Tamat.
The really tamat of story about him. Hihi gasabar bertemu
sebuah kisah yang baru.
Seee you ! :)