search judul postingan

-FREAK MOMENT PART II-

breeeh, ada kelanjutan dari cerpen terakhir yang aku buat nih.
ceritanya masih nyambung sama yang part I nya kok. 
baca nya dihayatin ya biar ngerti. wkwkwk
langsung aja deh.
 -FREAK MOMENT PART II-

Senin pagi di sebuah SMA telah terisi murid kelas X. Hanya kelas X. Lebih tepatnya murid kelas X yang ingin masuk jurusan IPA dikelas XI nantinya.
Shilla melangkah gontai menaiki setiap anak tangga menuju lantai 3 tempat kelasnya berada.
ketidaktenangan benar-benar membuatnya terganggu. Hari ini adalah hari yang ditetapkan sekolahnya untuk tes kejuruan masuk IPA. Shilla belum siap ,bahkan ia belum belajar. Dikepalanya sudah terbayang soal-soal fisika kimia biologi dan mtk yang membuatnya merasa dendam dengan semua penemu pelajaran itu.
Sesampainya di kelas. Ia langsung terduduk. Teman-temannya juga sudah banyak yang terpaku oleh bukubuku dihadapannya. Shilla bosan dan tidak ada niat sedikipun untuk belajar.
“SHIIILLAAAA!!!” teriak  seseorang yang baru saja masuk kedalam kelas. Siapa lagi kalo bukan Sivia.
Shilla hanya tersenyum membalas sapaan Sivia.
“semangat dong Shill... “ ujar Sivia yang sudah duduk manis disamping Shilla.
“semangat gimana sih vi... gue belum belajar sama sekali ini. pasrah ajadah kalo emang gue ditakdirkan masuk IPS” ujar Shilla dan merebahkan kepalanya diatas lipatan kedua tangannya.
“jangan give up dulu lah. Kita pasti masuk IPA!!!” optimis Sivia.
Akhirnya Shilla pun membuka bukunya. Mengingat-ingat sedikit materi yang pernah ia pelajari.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”
Suara teriakan seseorang membuyarkan segala aktivitas di kelas. Suara itu terdengar dari lantai 1. Kemudian disusul dengan suara riuh lainnya. Semuapun berlari ke sumber keramaian.
“apaantuh?” tanya Shilla berharap ada yang akan menjawabnya.
“ada pengumuman murid lolos ipa tanpa tes Shill” jawab seseorang.
“SERIIUUUUS?” tanpa menunggu orang itu menjawab, Shilla sudah lari untuk mencari tau sendiri.
Setelah bersusah payah menerobos kerumunan orang menuju papan pengumuman, Shilla tercengang melihat tulisan besar di paling atas sebuah kertas “MURID YANG MASUK JURUSAN IPA TANPA TES”. Kemudian Shilla menggerakkan bola matanya menelusuri nama-nama murid yang tercantum. Berharap ada nama dia di salah satu kolom data itu.
“A-Shil-la Zah-ran-ti-a-ra....” gumam Shilla mengeja sebuah nama diurutan ke 53.
“eh ini nama gue kan?? As-shil-la” ulang Shilla memastikan.
“AAAAAAAA AALHAMDULILLAH ya Allaaaaahh” teriak Sivia yang tibatiba saja ada disamping Shilla.
“Shillaa.... kita masuk ipa tanpa teeees!!!!! Yuhuuuuu” ujar Sivia dan langsung memeluk Shilla.
“e..mang..gue..ju..ga..vi..?” tanya Shilla terbata-taba.
“iyaaa shill!!! Tadi lu baca sendirikan ada nama lo”
“emang nama gue siapa?”
“ASHILLAMBINGSSSSS” jawab Sivia sebal.
“heeeehh... emang iya? Tadi ga ada nama itu”
“ooh.. jadi Ashilla Zahrantiara kena amnesia?? Perlu dijedotin nih” ujar Sivia dan menarik Shilla keluar kerumunan orang.
“eh eh.. engga kok. Wkwkwk kita masuk ipa vi???? Tanpa tes??”
“iya!”
“yang bener?”
“bener!”
“demi apa?”
“Shilla, cukup ! oke?? Lo jangan merusak rasa bahagia gue hari ini deh”
“HUAAAAAA... VIAAAA KITA MASUK IPA!!!! YEAY” ucap Shilla dan langsung memeluk Sivia.
Ternyata usaha Shilla selama kelas 10  untuk mendapat nilai bagus di rapot dan masuk ipa tanpa tes tidak sia-sia. Ini bener-bener suatu kebahagiaan yang gapernah terduga. Shilla langsung buruburu mengabari ayah, ibu, dan satu orang lagi atas keahagiaannya ini.
‘SELAMAT YA SHILLA:p’ pipi Shilla terasa memaksanya untuk tersenyum saat membaca sebuah pesan singkat yang baru saja ia terima.  Pesan dari seseorang yang entah mengapa jadi begitu penting untuk hidupnya. Seseorang yang hanya bisa ia sebut sebagai ‘teman dekat’

***
Liburan kenaikan kelas telah berlalu dengan cepat. Hari baru pun tiba membawa langkah menuju keadaan yang baru. Butuh waktu 1 bulan untuk beradaptasi dengan semua hal baru ini. perlahan tapi pasti.
Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Banyak murid yang berlalu lalang melewati koridor. Namun disisi lain terlihat 2 gadis yang masih betah menghuni sekolahnya itu. Yang satu  sedang memegang sebuah buku. Dan yang satu sedang sibuk dengan ponselnya. Ya, mereka adalah Shilla dan Sivia.

“aku tidak akan membiarkan diri ku jatuh cinta pada seseorang yang tidak bisa kumiliki”
Kalimat pertama dari sinopsis sebuah novel benar-benar memikat perhatian Shilla untuk terus membaca novel itu..
“kau adalah musuh bagi hatiku. Yang membuat aku waspada dan buru-buru membentengi diri agar tidak terpikat pada pesonamu.”
Shilla membaca kalimat selanjutnya sambil mengkerutkan alisnya. Memahami setiap kalimat. Belum sempat Shilla melanjutkan bacaannya, tangannya sudah ditarik-tarik Sivia.
“aduh vi.. ngapain sih” ujar Shilla merasa heran pada sahabatnya itu. Perasaan tadi Sivia masih duduk anteng di samping Shilla, sekarang jadi brutal seperti ini.
“udah ayo kita pergi dari sini. Pengen cepet-cepet pulang nih gue” ujar Sivia sambil terus melangkah cepat menuju parkiran tempat motornya berada. Hingga rasanya dalam sekejap Shilla dan Sivia sudah berada di atas motor milik Sivia.
“emang mau ngapain sih vi?” tanya heran pada Sivia yang terlalu terburu-buru. Bukannya menjawab, Sivia malah mengendarai motornya ke arah jalan yang bukan menuju rumahnya.
“vi?? Mau kemana kita? Kok lewat sini??” tanya Shilla semakin curiga. Sivia tetap diam.
“viaaaaaaaaa.... lo mau nyulik gue ya? Ini sivia bukan sih?? Jangan – jangan ini penculik bertopeng mukanya Sivia lagih”  ujar Shilla sambil memukul-mukul punggung orang dihadapannya itu.
“Shill.. gausah drama deh, bisa jatoh nih kalo lo banyak gerak” akhirnya Sivia bersuara.
“ini Sivia Azizah kan?”
“iyeee.. turun Shill, udah sampe kita”
“loh ? kok kita kesini vi?” lagilagi Shilla dibuat heran oleh Sivia
“GUE LAPER SHILLAAAAA. UDAH CEPETAN TURUN DARIPADA LO YANG GUE MAKAN”
“iya vi iya” sahut Shilla dan buruburu turun dari motornya Sivia.
Usai Sivia memarkir motornya di sebuah rumah makan. Akhirnya mereka pun berjalan menuju sebuah meja dan 4 bangku kosong yang terletak disudut ruangan. Setelah duduk, langsung saja Sivia dan Shilla memesan makanan dan tidak butuh waktu lama untuk menunggu makanan sampai di meja mereka.
“lo tuh ya vi, aneh bgt tau gak, bikin panik orang. Gajelas bgt”umpat Shilla merasa kesal sendiri dengan sikap Sivia.
“maap Shill, bawaan perut. Heheh”  ujar Sivia yang sudah dengan lahap menyuap makanan.
Drrrttt.. drrrt..
Handphone Shilla bergetar, segera dilihat layar handphone nya sudah diduga pasti pesan dari ‘Cakka’.
“Shillaaaa :p” secara refleks Shilla tersenyum membaca pesan yang entah apa pentingnya. Shilla tidak langsung membalas, ia ingin makan dulu.
“ciyee.. dari anak paskib yang ketemu di Xpass ya? Haha” ledek Sivia.
“iyeee” sahut Shilla tanpa sadar masih tersenyum.
“kok bahagia banget gitu Shill? Suka ya?? Ciye ciyee”
“apaansih vi” ujar Shilla, wajahnya sudah terasa panas.
“bisa kali buruan jadian, trus kasih gue pj”
“yeeh. Gausah ngarang cerita deh vi” sanggah Shilla, Sivia mulai ngaco-lagi-
“siapa yang ngarang, lo suka kan sama Cakka?? Udah ngaku aja”
“ah engga”
“jangan bohong”
“ih viaa jangan gitu dong, kalo gue suka beneran gimana ?!! kan belum tentu dia suka gue”
“dia suka lo kok. Udah kalo lo suka akuin aja napah”
“enggaaaaaaaa viaaaaa”
Sivia pun terus mendesak Shilla untuk mengakui perasaannya, sedangkan Shilla selalu mengingkari.
***
“Tapi kau terus memaksa masuk. Kau sukses menyelusup ke ruang hatiku.”
hari mulai malam, Shilla telah selesai mengerjakan tugas sekolahnya. hari ini benar-benar melelahkan. Menemani Sivia pergi makan lalu berkeliling ke sebuah mall dengan menggemblok tas sekolah  hingga larut sore membuat punggung Shilla terasa pegal. Shilla pun merebahkan tubuhnya diatas kasur dan memejamkan matanya. Saat matanya terpejam, tiba-tiba saja terlintas siluet tubuh tegap seorang cowok dengan senyuman diwajahnya yang sudah cukup lama menemani hari-harinya. Siapa lagi kalo bukan Cakka.
Shilla langsung membuka matanya, “loh kenapa nih gue? Kok kebayang Cakka ya? Kocak banget. haha” gumam Shilla dengan herannya.
“oiya, td belum bales sms Cakka” ujar Shilla lagi dan mengambil handphone yang terletak disamping tempat tidurnya.
Baru saja Shilla membuka kunci di layar handphone nya sebuah pesan telah muncul.
“konbanwa :p”  satu buah pesan dari Cakka lagi. Ah panjang umur dia. Shilla langsung membalasnya.
“konbanwa Cakka”
“lagi apa? :p”  tanya Cakka, pertanyaan itu. OMG, cewek mana coba yang gak tersipu saat cowok mulai bertanya hal seperti itu.
“lagi tiduran... hari ini capek banget kka” send. Entah kenapa Shilla menambakan keterangan pesannya dengan kata ‘capek’. Apa dia mulai mencari perhatian?
“capek kenapa?” balas Cakka. Shilla tersenyum.
“habis nganterin temen pergi pas pulang sekolah tadi :(”
“yaudah kalo capek, tidur aja Shill. istirahat daripada nanti sakit :)” tuhkan Shilla berhasil dapet perhatian dari Cakka. Tunggu dulu, itu bukan emot melet tapi senyum, sekian lama akhirnya Cakka mengubah emotnya.  Hanya karna sebuah emot kenapa Shilla jadi blushing seperti ini?
“belum ngantuk kka” balas Shilla lebiih tepatnya sih Shilla masih ingin punya waktu yang lebih lama buat berduaan dengan Cakka.
“oalah. Eh, Shilla punya anime apa aja?”
“baru dikit. Rencananya sih besok mau kerumah Sivia. Dia punya banyak anime”
“ohgitu. Yaudah gue anterin ya kerumah Sivia”
Cakka akan mengantarnya?? Ohtidak. Kali ini jantung Shilla berdegup gak karuan.
“hah? Engga usah kka, ngerepotin” balas Shilla dengan harapan Cakka akan memaksanya.
“gapapa kok Shill, gue kangen Shillaaaaa :p”
Sekarang Cakka benar-benar membuat nafas Shilla tercekat. Apa apaan ini. lebay. Tapi memang begini yang sedang Shilla rasakan. Kenapa Shilla setiap menerima pesan dari Cakka menjadi bersikap tidak wajar seperti ini?? apa ini tanda kalo dia menyukai Cakka? Tidak mungkin. Pasti Shilla hanya kaget.
Akhirnya Shilla fix akan diantar Cakka esok hari. Kini mereka berhenti berkirim pesan. Cakka sudah tidur, sedangkan Shilla....
‘Cakka.. pliss jangan numbuhin harapan yang gak pasti’ batin Shilla mencoba mengusir jauh-jauh segala dugaannya kemudian tertidur.
***
“Aku memang bertekad menjauhimu, tapi ternyata jantungku tidak cukup kuat untuk membendung setiap debaran yang tercipta karna dirimu”
Sabtu. Hari yang ditunggu-tunggu Shilla pun  tiba. Hari ini Shilla dan Cakka akan bertemu setelah sekian lama tidak memiliki waktu buat bertemu.
Shilla bangun pagi pagi sekali dan segera mandi. Sangat pagi. Bukan untuk berdandan secantik mungkin. Tapi .... entahlah ia ingin cepat bangun di hari itu.
Pukul 7..
Pukul 8..
Pukul 9..
3 jam terasa seperti hanya 3 menit. Ini jam Shilla akan dijemput Cakka. Shilla terburu-buru mengganti pakaiannya dengan sebuah kaos berwarna orange dan jeans. Menyisir setiap helai rambutnya yang ia biarkan terurai. Kemudian menggelangkan sebuah kunciran rambut. Mengambil tas selempang kecil. Dan sekali lagi ia lihat bayangan dirinya di cermin. Kemudian  tersenyum
Diluar rumah Shilla sudah ada Cakka diatas motornya. Lagilagi pipi Shilla terasa geli hingga memaksanya untuk tersenyum.
“hai” sapa Shilla setelah berada di dekat Cakka. Cakka segera menoleh dan tersenyum kepada Shilla.
“eh Shilla. Ayoo” ajak Cakka.
Langsung saja Shilla dan Cakka menuju ke rumah Sivia. Sepanjang jalan, banyak hal yang dibahas Cakka. Shilla hanya sedikit menyimak apa yang Cakka utarakan. Shilla lebih menikmati rasa nyaman didekat Cakka setelah sekian lama.
Kini Shilla dan Cakka telah sampai dirumah Sivia.
“Siviaaaa” panggil Shilla. Tidak butuh waktu lama Sivia sudah membuka pintu rumahnya, dan terlihat sedikit rasa heran saat melihat Shilla kerumahnya dengan Cakka.
“ciyee.. kalian pacaran?” ujar Sivia.
“engga” jawab Shilla dan Cakka berbarengan.
“yaudah ayo masuk” ajak Sivia tanpa basabasi lebih lama.
Didalam rumah Sivia, Shilla duduk bersebelahan dengan Cakka.
Kitapun menjalankan tujuan kita untuk bertukar film anime. Cakka sudah membuka laptopnya dan memutar sebuah film. Shilla tidak tau film apa itu, iapun hanya ikut menonton disamping Cakka. Sedangkan Sivia masih berkutat dengan laptopnya.
“viaa.. anterin mama sebentar dong” teriak suara dari lantai bawah rumah Sivia.
“oh iya maa tunggu” sahut Sivia dan segera turun menghampiri ibunya.
“Shill, Kka.. gue nganterin nyokap dulu yaa” teriak Sivia berpamitan.
“iya viii” sahut Shilla.
Kini dirumah itu hanya ada Shilla dan Cakka. Hanya berdua. Di satu ruangan. Dan duduk bersebelahan. Sedikit terasa hawa kecanggungan dari keduanya. Apalagi Shilla...
‘heh, kenapa gatenang gini sih gue’ batin Shilla sambil melirik Cakka yang masih konsen menonton film. Shilla menghembuskan nafas berat. ‘fuuhh.. oke, Shilla... biasa aja’ gumamnya
Shilla pun ikut menonton film. Suasana masih hening. Shilla menyenderkan punggungnya ke tembok dibelakangnya dan mulai menyimak film. Tapi baru sekitar 3 menit Shilla mulai memahami film tibatiba saja konsentrasinya buyar. Tangannya...
“Cakka..” ujar Shilla spontan setelah menyadari Cakka menggenggam tangannya.
Cakka hanya tersenyum dan bergumam “Shilla cantik”
Cakka kembali bertingkah yang membuat Shilla salah tingkah. Rasanya jantung Shilla mau loncat dari tempatnya saat melihat Cakka yang sebegitu dekat dengannya menatap dengan tatapan yang sulit dipahami Shilla.
‘Cakka apa apaan sih’ batin Shilla dan mencoba melepaskan tangannya. Tapi Cakka malah menggenggamnya semakin erat dan mengalihkan pandangannya ke laptopnya.
Sekarang Shilla bingung harus bagaimana, ada rasa senang tapi juga takut.
Sekarang Cakka menyenderkan punggungnya ditembok. Lagi-lagi Cakka memandang Shilla, kemudian menarik tubuhnya agar kepala Shilla bersender dibahunya. Shilla seperti terhipnotis oleh Cakka. Ia merasa sangat nyaman dengan posisi seperti itu.
Hening. Mereka terpusat pada pikiran masing-masing. Entah apa yang ada dipikiran mereka. Shilla benar-benar tidak mengerti dengan sikap Cakka yang terlalu tiba-tiba seperti ini. dan bodohnya, kenapa ia membiarkannya??
“Cakka sayang Shilla” ujar Cakka memecahkan keheningan. Selalu saja Cakka mengucapkan kalimat singkat yang membuat degup jantung Shilla semakin tidak beraturan.
‘aduh Shilla.. lo gaboleh diem aja’ ucap Shilla mengsugesti dirinya. Shilla melepaskan genggaman tangan Cakka dan tidak lagi bersender  pada bahu Cakka. Ia menatap Cakka dalam-dalam.
 “Cakka jangan gini dong, ntar gue ngantuk” ucap Shilla tiba-tiba mengganti semua protesan -‘gue ini bukan siapa-siapa lo, dan sikap lo ini gak wajar’- untuk Cakka.
“gapapaa kalo mau bobo dibahu Cakka” jawab Cakka seadanya.
“gapapa gimana. Bandel banget sih Cakka” umpat Shilla sudah badmood total.
“wooooy.. maap ya lamaa...” teriak Sivia yang baru saja kembali.
Akhirnyaa Shilla bisa menghembuskan nafas lega lagi. Sivia memang tepat waktu.
“taunih parah lu mah vi, ninggalin gue sama Shilla lama-lama” ucap Cakka.
“sory dehh.. nih gue bawain ketoprak” ujar Sivia sambil menyiapkan makanan khas Jawa tengah itu ke piring-piring.
“yeeay, daritadi kek vi” seru Shilla. Shilla memang sangat suka makan ketoprak.
Sivia. Cakka dan Shilla kini memakan ketopraknya.  Diam diam Shilla mengamati Cakka yang sedang makan dengan lahap sampai sampai ia baru makan 3 suap sedangkan Cakka sudah habis.
‘aih, cakka yang kecepetan makan apa gue yg kelamaan ya’ batin Shilla.
“Shill, dimakan itu” ujar Sivia.
“eh.. iya ini lagi dimakan” sahut Shilla
“hmm” Cakka langsung mengambil alih makanan Shilla.. “nih aaa” ucapnya dengan siap siap menyuapi Shilla. Shilla langsung tersenyum dan membuka mulutnya. “hap”
Shillapun disuapin Cakka hingga suapan terakhir. Cakka tersenyum hingga kedua matanya menyipit. Shilla juga membalas senyuman Cakka semanis mungkin. Shilla sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak terpikat oleh Cakka. Seumur-umur baru kali ini Shilla disuapin cowok tanpa dianggap seperti anak kecil. Cakka memang beda dari yang lain.
Tanpa diduga, Cakka mengusap kepala Shilla. Dan kembali membuat wajah Shilla panas.
“eheemm” deham Sivia yang merasa dirinya hanya sebagai obat nyamuk diantara Shilla dan Cakka. Shilla dan Cakkapun langsung bersikap seperti biasa lagi. Mereka bertiga kini melanjutkan mengobrol seputar film sembari saling mengcopy paste film film anime.
Setelah Cakka, Shilla, dan Sivia selesai bertukar film anime. Cakshill memutuskan untuk pulang karna hari juga sudah mulai sore.
>>>> 
“aku tau akan menyesali semuanya. tapi tidak ada yang bisa kulakukan. Aku terlanjur menerjunkan diri ke dalam api cintamu. Terbakar bersama cinta yang kelak akan membumihanguskan kebahagiaan ku.”
Beberapa jam lagi hari akan berganti. Rasanya Shilla belum rela untuk mengakhiri hari ini. Hari ini Shilla benar-benar merasa puas bisa bertemu dengan Cakka. Ia merasa senang jika berada di dekat Cakka. Sampai-sampai dia berharap dapat selalu di samping Cakka. Ah, impossible.
Shilla berjalan menuju meja belajarnya, terdapat  4 foto dirinya dalam satu bingkai. Ia geser bingkai fotonya. Ada sebuah nama yang sengaja ia tutup dengan bingkai foto itu. ALVIN. Shilla hanya menatap kosong nama yang  dulunya selalu bisa membuatnya tersenyum jika sedang penat mengerjakan PR.
Drrtt. Ponsel Shilla bergetar. Shilla langsung tersenyum melihat nama seseorang dilayar ponselnya. Dan Shilla kembali melihat nama Alvin di meja belajarnya, mengambil sebuah spidol merah dan mencoretnya. Lalu ia ambil spidol berwarna orange dan menulis nama Cakka dibawah coretan nama Alvin. sekarang terlihat lebih baik. Shilla pun tersenyum dan kembali menutup tempat yang terdapat nama Cakka itu dengan bingkai fotonya. Kemudian Shilla menghempaskan tubuhnya ke kasur dan buru-buru membuka pesan dari Cakka...
“makasih ya buat hari ini :p”
Huaaah.. hari ini berapa kali Cakka membuatnya tersenyum.
“iya sama-sama :)”  balas Shilla dan mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap.
“Cakka sayang Shilla !! :p”
Ohtidak.. jantungnya kambuh. Shilla langsung memeluk gulingnya erat-erat. Shilla harus bisa mengendalikan dirinya. Ini keterlaluan. Cakka seenaknya memainkan perasaannya seperti ini.
“b-o-h-o-n-g :p” balas Shilla. Shilla ga akan mungkin mudah percaya dengan Cakka. Sekarang kan lagi musimnya php.
“gak bohong sayaaaang :p”
‘AMIIIN deh kalo emang Cakka beneran sayang’ harap Shilla.  Sepertinya Shilla mulai membiarkan hatinya terebut oleh Cakka. Ia tidak masalahkan jika dirinya mulai menumbuhkan benih perasaan yang datang tanpa bisa dicegah. Rasanya sangat sulit untuk menahan diri agar tidak menyayangi sesosok cowok  yang menurutnya aneh itu.
“apaansih sayang sayang.. gak percaya pokoknya :p” balas Shilla.
“yaudah kalo gak percaya. Lagi apaaa?? Udah makan belum? :p”  satu pesan dari Cakka dengan sedikit kalimat perhatian.
“lagi tiduraaaan. Udah dong :p” Shilla langsung membalas dengan senyum ragu.
Ragu?? Ya. Ada sesuatu yang membuatnya takut dengan sikap Cakka yang seperti ini.
“kalo gitu sekarang bobo yuk. Udah malem” 
“ayoo.. oyasuminasai Cakka”
“oyasuminasai Shilla :)” Shilla lihat balasan terakhir pesan Cakka untuk hari ini tanpa membalasnya. Ia taruh handphonenya di samping bantalnya. kemudian mematikan lampu kamarnya. Bintang-bintang dan bulan di dinding kamarnya  bersinar terang. Shilla sama sekali belum ngantuk. Pikirannya melayang akan sikap Cakka yang –sesukanya bertingkah- kepadanya. Shilla akui, ia memang mulai menyukai perhatian dari Cakka, ia merasa nyaman didekat Cakka, Ia bahagia setiap kali berbicara dengan Cakka. Semua itu terjadi tanpa sebuah alasan, tapi merupakan sebuah perasaan Shilla yang sesungguhnya.
“aiihh.. Cakka bener-bener bikin kepikiran deh” oceh Shilla mulai galau. Ia masih belum terima bisa semudah ini terpikat oleh Cakka. Seseorang yang belum memiliki kepastian apa tujuan dari sikap anehnya. Seseorang yang belum bisa dipastikan akan membuatnya bahagia atau justru menghancurkannya.
“udahlah. Kalo terus dipikirin bisa gila lama-lama” ucap Shilla lagi, dan akhirnya memutuskan untuk tidur.
***
Setelah hari itu, Shilla dan Cakka semakin sering menghabiskan waktu berdua. Tentunya dengan perantara handphone. Cakka juga tidak ada hentinya mencoba menarik hati Shilla. Ia tidak sungkan berkali-kali mengucapkan kata sayang dan berbagai macam bentuk perhatian untuk Shilla.
“ohayou Shillaaaaaaaaa :p” ucapan selamat pagi berbahasa Jepang dari Cakka membuka hari Shilla.
“ohayou gozaimasu” balas Shilla yang baru saja terbangun karna getaran ponselnya.
“lagi apa? Udah mandi belum?  :p”
“lagi duduk. Belummm.. baru aja bangun. Hehe”
“ih jorookk”
“biarin aja :p”
“iya deh gapapa. Yang penting Cakka sayang Shilla”
“udah 27 kali aja bilang sayang” balas Shilla yang memang  menghitung berapa banyak Cakka mengutarakan hal itu.
“ngapain diitungin sih Shill”
“biar tau berapa kali Cakka bohongin Shilla :p”
“dibilang gak bohong juga”
“yang bener?”
“beneraaann”
“awas ya kalo bohong. Soalnya... Shilla juga sayang Cakka :’)“ balas Shilla pada akhirnya.
Shilla merasa sudah tidak ada gunanya lagi untuk mengingkari perasaannya. Rasanya sudah sedikit lega dapat mengungkapkan perasaannya. Shilla telah benar-benar menyayangi Cakka, bahkan sangat menyayanginya. Sampai ia tidak memperdulikan apa statusnya bagi Cakka. Tidak peduli apapun kata orang. Tidak peduli jika Cakka hanya mempermainkan perasaannya. Yang jelas ia sedang jatuh cinta.
***

“aku nekad, mengambil resiko terluka lagi..dan kali ini karnamu”
 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Yattaaa!!! Selesai juga kan cerpennya.
Maaf kalo kurang bagus dan mungkin jalan ceritanya aneh + sulit dipahamin. Soalnya ini terlalu ke pengalaman pribadi sih. Hehe.
Tungguin part III nya ya!!!
Semoga di part III ceritanya udah mulai jelas gimana akhirnya hubungan CakShill.
Matta ne :)

Lirik & terjemahan Lagu AKB48- Give Me Five

breh.. ada lirik lagu AKB48 yang artinya pas banget nih buat anak sekolahan yang mau perpisahan.
hmm,
pahami artinya baik-baik yaaa!



AKB48 - Give Me Five! (Berikan Aku Tos!) 

ROMAJI:

sakura no uta ga machi ni nagare
attoiuma datta
wakare no hi
kousha no kabe no sono katasumi
minna de kossori
 yosegaki shita

seifuku wa mou nugunda
haru no kaze ni fukarenagara
donna hana mo yagate wa chitte
atarashii yume wo miru

tomo yo, omoide yori
kagayaiteru asu wo shinjiyou
sou, sotsugyou to wa
deguchi janaku iriguchi daro
tomo yo, sorezore no michi
susumu dake da
sayonara wo iu na
mata sugu ni aeru
dakara ima wa haitacchi shiyou

nanmai shashin wo totte mitemo
daiji datta mono wa
nokosenai
kenka shite kuchi kiitenakatta
aitsu to nazeka
kata wo kundeta

mada daremo kaeranakute
kyoushitsu ga semaku mieru yo
nagorioshii jikan no saki ni
bokura no mirai ga aru

namida, koraeru yori
umarete kara
ichiban naite miyou
sou, tsurai koto wa
mada mada aru
naite okou ze
namida, gushagusha no kao
miseattara nandemo
hanaseru ne
isshou no shinyuu da
wasureru na yo haitacchi shiyou

tomo yo, omoide yori
kagayaiteru asu wo shinjiyou
sou, sotsugyou to wa
deguchi janaku iriguchi daro
tomo yo, meguriaete
saikou datta seishun no hibi ni
mada ienakatta
arigatou wo haitacchi de…


INDONESIA :

Lagu bunga sakura terlantunkan di sepanjang kota..
Dalam sekejap mata..
Hari perpisahan telah tiba..
Di sudut bangunan sekolah..
Semua orang diam-diam..
Menulis pesan bersama..

Kini aku sudah melepaskan seragam sekolahku..
Di tengah angin musim semi..
Jauh sebelum itu, bunga-bunga akan berguguran..
Namun mimpi-mimpi baru akan bermunculan..

Sahabat, dari kenangan kita bersama..
Percayalah pada hari esok yang cerah..
Ya, Perpisahan bukanlah jalan keluar..
Namun merupakan pintu masuk..
Sahabat, hal yang tersisa kini..
Adalah melanjutkan jalan kita masing-masing..
Namun jangan berkata selamat tinggal..
Karena kita pasti akan bertemu kembali..
Untuk itu, mari kita toskan tangan ini..

Meski pun melihat lewat semua foto yang kita ambil..
Segalanya yang berharga bagi kita..
Takkan dapat ditinggalkan..
Kita kadang pernah bertengkar dan memiliki prasangka buruk..
Namun untuk beberapa alasan..
Kita masih saling merangkul satu sama lain..

Masih belum ada satu pun yang pulang..
Sehingga kelas terasa sempit..
Namun sebelum waktu perpisahan..
Terbentang masa depan kita..

Air mata, biarlah mereka bercucuran..
Kita ‘kan terlahir kembali..
Maka mari kita menangis sepuas-puasnya..
Ya, rasa perih lainnya..
Masih akan datang..
Maka menangislah saat ini..
Air mata, jika kita saling perlihatkan..
Muka kita yang penuh air mata..
Kita akan dapat saling berbagi tentang apa saja..
Kita sahabat terbaik dalam kehidupan ini..
Aku akan selalu ingat, mari kita tos..

Sahabat, dari kenangan kita bersama..
Percayalah pada hari esok yang cerah..
Ya, Perpisahan bukanlah jalan keluar..
Namun merupakan pintu masuk..
Sahabat, dapat bertemu denganmu..
Adalah bagian terindah di dalam masa mudaku..
Semua rasa terima kasih yang belum sempat katakan..
Ada di dalam tos ini..

-----

yaaaaaaaa, bagus kan artinya:")

Freak Moment (cerpen)


Oi breh. Ayu bawain 1 cerpen pesenan dari temen ayu nih. Sebenernya ayu bingung harus kayak gimana jalan ceritanya. Tapi  ayu coba bikin. Mumpung ga ada kerjaan juga.
 Siahkan dibaca breh..

-Freak moment-

Suara bel pertanda jam pulang di jumat sore mengakhiri pelajaran matematika di kelas X-f yang benar-benar memuakkan. Seluruh penghuni kelas itu pun menghembuskan nafas leganya setelah 2 jam lamanya disodori deretan materi dimensi 3 yang entah apa gunanya pelajaran serumit itu di pelajari.

“Shilla !! bagi minum dong. MTK bikin gue dehidrasi ini” teriak salah seorang penghuni kelas itu dari bangku paling depan.

“ya.. dengan senang hati! Abisin aja fy” sahut seseorang bernama Shilla sambil menyodori botol minum berwana orennya.

“yaampun ini masih banyak banget minum lu shill” ujar orang yang tadi.

“hehe, makanya bantuin abisin Ify. Daripada nanti gue gak boleh pulang Cuma gara-gara minumnya gak habis di minum. Kasian kan gue jadinya” ungkap Shilla

“iya kasian. Yaudah gue abisin ya” ucap Ify langsung meneguk airnya.

“dasar Shilla. Kesenengan deh kalo minumnya abis. Bukannya diabisin sendiri” komentar Sivia, teman sebangku Shilla.

“sssstt.. gapapa ah. Gue udah kembung tau” sahut Shilla sambil menepuk pelan perutnya untuk meyakinkan temannya.

“yayaya terserah deh. Oya, besok kita liat Xpass yo. Band kelas kita kan bakal tampil” ajak Sivia.

“ayo deh. Gue juga lagi males dirumah besok”ujar Shilla.

“yaaah.. gue gak bisa. Gue harus kerumah sakit. Mau terapi...” sahut Ify dengan nada kecewa.

“yah. Tapi gapapa deh fy. Lo terapi aja ya biar sembuh”

***

Sabtu..
Hari dimana biasa menjadi kegiatan rutin anak SMA buat berhibernasi atau menjadi hari untuk kegiatan tanpa adanya pelajaran yang memusingkan di hari-hari biasa. Seperti hal yang disebut barusan, hari Sabtu menjadi hari favorite buat Shilla, anak yang baru mengenal kehidupan SMA ini.
Rasanya tenang banget.......................

Bukk...

Sebuah bantal mendarat mulus dipunggung seorang gadis hingga membangunkan dari tidur nyenyaknya yang kemudian disusul suara cempreng “kakaaaaak banguuuuuun”

“iyaiya. Ini udah bangun ” sahut Shilla masih dengan posisi tengkurapnya.

“udah bangun kok masih merem. Banguuuuuuun kakak” ujarnya lagi.

“aduuuuh. Berisik banget sih dek”

“makanya bangun. Itutuh ada telpon”

Shilla langsung terbangun dan meraih telponnya.

“halloo.. oh iya.. bentar ya baru bangun ini.. iya maap.. yaudah jemput Shilla ya.. hehe.. sip” sambungan telpon pun terputus.

“haduh Shanin, kenapa gak bangunin kakak daritadi sih” sewot Shilla.

“udah dibangunin daritadi kale”

Shilla pun segera mandi dan buruburu merapikan diri.

***

Sekarang Shilla sudah berada di sekolah bersama teman-teman sekelasnya. Cukup lama mereka berada dalam suatu ruangan hanya dengan mengobrol dan menghabiskan jajanan. Shilla yang sudah merasa bosan memutuskan untuk melihat keluar kelas. Perlombaan paskibra berjalan sangat bagus. Banyak yang menampilkan kemampuan paskibranya dengan maksimal. Kalau sedang melihat perlombaan paskibra seperti ini, rasanya Shilla sangat menyesal memutuskan keluar dari ekscul tersebut. Ya, tapi kalau disuruh milih antara memendekkan rambut dan tetap paskib dengan mempertahankan rambut panjangnya tapi harus keluar dari paskib, shilla sudah pasti memilih keluar. Shilla sangat tidak mau memotong rambut panjangnya.

“shill, gue cariin juga lu” ujar Sivia.

“eh, iya gue bosen di kelas. Sekalian mau liat-liat siapa tau ada temen lama” ujar Shilla sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan.

“hmm, nyari temen lama atau berharap ada dia” ledek Sivia dan langsung berdiri di depan Shilla.

“apaansih vi. Yang lain pada kemana?” tanya Shilla yang baru menyadari hanya ada Sivia.

“udah pada pulang, ada yang lagi jajan juga sih” sahut Sivia.

“yaudah kita kesana yo vi. Mau liat itu ada anak 98” ajak Shilla dan langsung menarik tangan Sivia ke tepi lapangan. Shilla masih menengok-nengok tidak jelas, walaupun dia sangat yakin bahwa yang ia cari tidak akan mungkin ia temukan.

“tuhkan Shill, lo tuh nyariin Alvin kan?  Berharap ada dia di antara anak 98 itu” gumam Sivia seolah dapat menerawang pikiran Shilla.

“enggak !” tegas Shilla. “ngapain gue nyariin yang gak mungkin ada. Lagian ngapain sih vi sebut-sebut  si orang kristen itu” omel Shilla yang merasa sangat kesal ketika mendengar nama Alvin.

“yah Shill, jangan marah. Abisnya dari sekian bayaknya anak sekolahan yang kesini, lu Cuma tertarik sama anak 98. Kan Alvin sekolahnya di 98. Sapa tau ka..”

“sssstt. Udah jangan bahas dia. Liat deh, itu kayak temen SD gue” ujar Shilla mengalihkan pembicaraan. Ia menyipitkan matanya untuk memastikan yang ia lihat itu benar-benar pernah ia kenal atau tidak. “ha’iya itu Cakka”

“shill, aus nih. Beli minum yoook” ajak Sivia.

“gue tunggu sini ajadeh vi. Cepetan ya” ujar Shilla.

Sivia pun meninggalkan Shilla sendirian. Shilla mencari tempat yang bisa ia tempati untuk duduk. Kakinya terasa pegal karna sudah cukup lama ia berdiri. Shilla masih mengamati teman Sdnya yang sedang menghentakkan kakinya di tengah lapangan. Tidak lama kemudian Sivia datang membawa dua minuman.

“nih minum dulu shill” suruh Sivia setelah duduk disamping Shilla. Shilla pun meraih minumannya tanpa mengalihkan pandangannya. “liatin siapa sih shill?” tanya Sivia penasaran.

“liatin orang”
“ya siapa?”
“kepoo”
“hiss, nyebelin mulu kan Shilla. Shill masa ada yang mirip Alvin” ujar Sivia dengan nada serius.
“mana???”
“itutuh di belakaaang. Cepet liat Shill”
“mana sih?”

Sivia terus mengerjai Shilla dengan menunjuk ke arah yang sebenernya tidak ada Alvin.

“mana? Sivia lo boongin gue lagi ya?” curiga Shilla.
Bukannya menjawab pertanyaan Shilla, Ia malah tertawa puas melihat ekspresi keponya Shilla. Namanya juga Sivia, selalu tidak mau kalah dari Shilla.

“ah pe’a” gerutu Shilla sambil menjitak pelan teman disebelahnya itu.

“hahah.. kan lo duluan yang nyebelin shill. Weekk” balas Sivia.

“aih, orang yang tadi gue liatin jadi ilang kaaaan” ujar Shilla menyadari teman Sdnya telah tidak berada di tengah lapangan lagi.

Shilla dan Sivia pun akhirnya hanya duduk-duduk sambil mendubbing orang-orang yang mereka perhatikan. Ya, inilah kebiasaan yang dua orang sahabat ini lakukan setiap merasa jenuh. Membuat dubbing dengan lelucon yang benar-benar gak nyambung. Namun justru keanehan ini yang bisa membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal.

Ditengah lelucon yang mereka lakukan, tiba-tiba ada seorang laki-laki lewat didepan mereka. Shilla berhenti tertawa dan memperhatikan orang itu. Sepertinya orang itu pun sadar jika sedang diperhatikan, ia hentikan langkahnya dan segera menoleh menghadap Shilla.

“kok kayak Shilla ya” ujar orang itu dengan senyum tipis.

“kok kayak Cakka ya” balas Shilla ikut tersenyum.

“Ah Shilla!” ujarnya lagi dan duduk di sebelah kiri Shilla.

“siapa Shill?” bisik Sivia yang baru pertama kali melihat orang itu.

“temen SD” jawab Shilla.

“Shill, ngapain disini?” tanya Cakka, orang yang ternyata sejak tadi Shilla perhatikan.

“ini sekolah gue Cakka” jelas Shilla.

“oh iya. Aduh Shilla makin cantik aja” goda Cakka.

“aih” gumam Shilla. Ternyata Cakka masih seperti Cakka sewaktu SD dulu. Tidak ada yang berubah. Hanya suara dan tingginya yang berubah.

Shilla dan Cakka pun mengobrol singkat dan diakhiri dengan Cakka meminta nomer hp Shilla. Jujur, Shilla merasa canggung untuk ngobrol dengan Cakka yang sama sekali tidak pernah sekelas sewaktu SD dulu, bahkan ini adalah pertemuannya kembali semenjak hmm.. sekitar 4 tahun lamanya tidak pernah bertemu.

“Shill, gue pulang dulu ya” pamit Cakka dan bangun dari duduknya.

“iya” sahut Shilla sambil tersenyum sebagai salam perpisahan.

Cakkapun beranjak pergi, Shilla terus memandangi punggung Cakka hingga benar-benar hilang terhalang kerumunan orang. Shilla mengalihkan pandangannya dan..

“haaah” kaget Shilla karna dihadapannya ada wajah Sivia yang benar-benar asam.

“puas ngobrolnyaaaaaa?” ketus Sivia yang memang sedari tadi didiamkan karna Shilla keasikan ngobrol dengan Cakka.

“hehehh, maaf Sivia cantik” ujar Shilla dan mendorong bahu Sivia agar terduduk di samping kanannya lagi.

“maaf ya. Abisnya kan ada temen lama vi, masa gue cuekin” jelas Shilla.

“jadi lebih mentingin temen lama daripada aku? Kamu gak pernah ngerti akuh!!!” ujar Sivia berlagat seperti stand up comedian ala Raditya dika.

“vi jangan mulai deh. Geli gue” ujar Shilla sambil menggelengkan kepalanya.

Kemudian ada hening yang panjang. Mereka pun liat-liatan. Dan 5 detik kemudian..

“HUAHAAHAHHAHAHAH”

Dua orang perempuan yang mungkin terlihat kurang waras oleh setiap orang yang melihatnya tiba-tiba tertawa tidak jelas. Ya, mereka sendiri pun tidak tau kenapa tertawa. Dasar aneh.

Karna hari sudah terlihat gelap, Shilla dan Sivia memutuskan untuk pulang. Sudah cukup puas mereka berdua berada disini. Shilla yang tidak bisa naik motor akhirnya hanya menebeng Sivia sampai ke rumah. Ya, Shilla sangat beruntung punya sahabat sebaik Sivia.

“shill, lo punya cowo lagi kek, biar gausah nebeng gue gini. Gue udah kayak ojek langganan lo tau” ucap Sivia.

“pfft, emang lo kira punya cowo itu gampang? Lo aja gapunya cowok. Oya, kan belum move on yak dari Zaky hahah” canda Shilla di tengah perjalanan pulang.

“heeh, kayak lo udah move on aja dari Alvin”

“eeets, jangan salah. Udah ga ada rasa tuh sama dia”

Tidak lama kemudian Shilla tiba dirumahnya. Sivia juga langsung pulang kerumahnya.

Shilla membuka pintu rumahnya dan Seperti biasa, setiap datang kerumah, selalu tidak ada orang. Sendirian. Membosankan. Dan dia harus sendirian dirumah sampe larut malam.

Shilla merebahkan tubuhnya di kasur kamarnya. Menatap langitlangit kamar. Menghembuskan nafas. Ia benar-benar merasa jenuh jika sudah berada di rumah. Shilla sangat berharap ada satu orang aja yang nemenin dia..

Drrtt.. drrrt.. handphone nya bergetar tanda sebuah pesan masuk.
Ia raih ponselnya dan melihat nomor tidak dikenal mengirimnya pesan singkat

“ini Shilla bukan?”

Shilla merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap dengan guling oren untuk menyangga dagunya. Ia pun langsung membalas pesan orang itu

“iya, siapa ya?”

Tidak lama orang itu membalas

“ini gue Cakka”

Yaaaaa.. ternyata Cakka yang mengusir kejenuhannya sedari tadi. Shilla dan Cakka pun saling berkirim pesan dengan segala pembicaraan yang entah apalah pentingnya. Yang jelas ini sedikit mengurangi sepi di hp Shilla.

***

Semakin hari, Shilla semakin dekat dengan Cakka. Bahkan, Shilla sudah sering dijemput Cakka saat pulang sekolah. Shilla merasa nyaman dengan Cakka yang memiliki sifat humoris itu. Ya, untuk kali ini rasa nyamannya terhadap Cakka sekitar 65%

Hari ini, Shilla akan pulang bareng Cakka lagi. Cakka akan menjeput Shilla di sekolahnya.
“yaaattta! Sivia.. hari ini lo boleh pulang bareng Rio” ujar Shilla setelah mendapat kabar bahwa Cakka akan menemuinya sepulang sekolah nanti.

“yang bener? Lo nanti pulang sama siapa?” tanya Sivia antusias.

“bareng Cakka. Heheh” ucap Shilla dengan senyum yang sulit dimengerti.

“ciyeee.. kok senyum gitu sih? Seneng yaa dijemput Cakka?” selidik Sivia

“haah? Enggak kok. Ada juga lo tuh yang bakal seneng banget bisa pulang bareng Rio. Yakan?” ucap Shilla mengalihkan pembicaraan. Ia sendiri tidak tau apa benar ia merasa senang hanya karna dijemput Cakka? Shilla benar-benar mencoba mengingkari perasaannya. 

“heheh, iyalah seneng. Pulbar bareng calon pacar gue gituloh” ujar Sivia dengan semangat.

“halaah. Sebagai tanda terimakasih lo ke gue, lo harus beliin gue chitato!!” ujar Shilla yang selalu memanfaatkan situasi seperti ini untuk mendapatkan jajanan favoritnya secara gratis.

“ah selalu aja. Iyadeh karna emang gue lagi seneng berkat lo, ntar gue beliin” pasrah Sivia.
Shilla pun merasa senang. Tapi ia masih bingung rasa senangnya ini karna chitato atau Cakka........

***

Pulang sekolah Shilla langsung menuju gerbang. Dan benar saja sudah ada Cakka yang menunggunya disana. Shillapun buru-buru menghampiri Cakka.

“Cakka” sapa Shilla pada Cakka yang sedang sibuk memainkan hpnya.

“ehh Shilla udah pulang” ujar Cakka dan memasukan hpnya kedalam saku bajunya. “ayo naik” ajak Cakka.
Shilla mengangguk dan langsung naik ke atas motor Cakka. 

Selama di perjalanan banyaaaak hal yang Cakka dan Shilla bicarakan. Bahkan Cakka sering kali membuat Shilla tertawa atau sekedar tersenyum. Shilla jadi semakin merasa nyaman dengan Cakka, kali ini rasa nyaman nya bertambah jadi 80%. Ini benar-benar kejadian langka buat Shilla. Karna sudah banyak cowok yang dekat dengan dia tanpa bisa membuatnya senyaman bersama Cakka. Shilla pun merasa dirinya telah...

‘ah ini gamungkin. Aduhh Shilla apa-apaan sih’ gerutu Shilla dalam hati sambil memandangi punggung Cakka yang sangat dekat dengannya. Lagi-lagi mukanya terasa panas. ‘Ini udah gak wajar’ pikir Shilla.

Tidak lama Shilla dan Cakka sampai dirumah Shilla.
“makasih ya Cakkaa” ucap Shilla sambil tersenyum tipis setelah turun dari motor Cakka.

“iya Shilla” balas Cakka. Cakka pun langsung beranjak pulang.

Fuuuh.. akhirnya Shilla bisa bernafas lega.

Sesampainya dirumah Shilla langsung melepas sepatu lalu masuk kekamarnya dan menutup rapat-rapat pintu kamarnya.
Ia buru-buru taro tas gembloknya yang terasa berat itu ke meja belajarnya. Kemudian Shilla menjatuhkan tubuhnya ke kasur.
Shilla benar-benar merasa aneh.Ia terus memikirkan hal yang entah sangat mengganngu pikirannya.

>>>>>>>>>>ZZZZZZZZZZZZ<<<<<<<<<<<<<
Semburat Jingga menghiasi langit senja. Shilla membuka pintu dan memandangi langit. Shilla sangat menyukai saat-saat seperti ini.

“dirumah bener-bener ngebosenin. Ke taman ajadeh” gumam Shilla dan berjalan menuju taman dekat rumahnya.

Tidak butuh waktu lama untuk Shilla sampai di taman. Taman ini udah seperti teman buat ngilangin rasa bosan Shilla. Shilla mengedarkan pandangannya ke segala penjuru taman, dan pandangannya terhenti disatu bangku taman. Disitu ada seorang laki-laki berkaos hitam sedang duduk membelakangi Shilla.
Shilla merasa kenal dengan orang itu, Shilla pun mendekat untuk memastikan.

“Cakka” panggil Shilla setelah yakin bahwa orang itu benar-benar Cakka.

“Shilla???” heran Cakka yang baru menyadari kehadiran Shilla.

“lo ngapain disini?” tanya Shilla tak kalah heran dengan Cakka.

“ng.. main aja. Lo sendiri ngapain disini?” tanya balik Cakka

“ya.. main aja” sahut Shilla.

“waaah ngikutin gue lu ya?”

“ih enggaaak.. lo kali yang ikutin gue”

“lah? Udah tau gue duluan yang sampe disini” ujar Cakka membela dirinya.

“oh iyaya. Tapi gue gak ngikutin lo tau. Ini kan deket sama rumah gue” ujar Shilla menyangkal  tuduhan Cakka.

“iya deh iya. Yaudah sini duduk Shill” ujar Cakka sambil menyuruh Shilla agar duduk disampingnya.

“eh, iya” gumam Shilla dan duduk di samping Cakka.

Kemudian antara Cakka dan Shilla hanya saling diam. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

‘gue harus bilang sama Cakka nih. Biar lega. Tapiiiiii masa iya. Emang ini di jepang??’ gumam Shilla dalam hati.
‘ah, gimana ya. Gue harus bilang ke Shilla yang sebenernya. Ini gaboleh dibiarin terlalu lama’ ujar Cakka dalam hati

Shilla dan Cakka saling sibuk meyakinkan diri. Bagi mereka, saat inilah yang sangat tepat untuk mengaku.
Beberapa saat kemudian....

“Cakka”
“Shilla”
Ucap keduanya berbarengan. Mereka pun saling pandang. “gue mau ngomong sesuatu” ucap mereka dan lagilagi berbarengan.

“aduuuh, sinetron banget sih. Haha. Lo duluan deh Shill yang ngomong” ujar Cakka sambil tertawa.

“hehehh. Iyaya. Ng, lo duluan aja deh yang ngomong” ucap Shilla merasa ragu.

“yaah. Dimana-mana ladies first lah” ucap Cakka penuh kemenangan

“iyadeeeh” pasrah Shilla. ‘ah, gue gamau ngomong yang sebenarnya. Gue ngomong yang lain ajadeh’ ucap Shilla dalam hati. Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Shilla menatap mata Cakka yang sudah menanti Shilla untuk berbicara. Jantungnya sudah berdegup tidak beraturan. Ia meyakinkan diri sekali lagi, dan
“gue suka sama lo Cakka. Gue suka dan mungkin gue udah sayang sama lo. Gue seneng kalo ada dideket lo. Gue... eh” Shilla berhenti bicara dan tersadar dari perkataannya barusan. Shilla malah ngomong yang sebenarnya. Dia benar-benar mengucapkan hal itu kepada Cakka. Ini benar-benar hal terbodoh yang ia lakukan. Shilla tidak sanggup lagi untuk melihat reaksi Cakka yang kaget.

“aduuuh Cakkka bukan itu maksudnya. Aduhh. Gue salah ngomoooong. Hiks” teriak Shilla dan menutup wajahnya dengan kedua tangannya karna merasa malu.

“Shilla” panggil Cakka, Cakka memang sangat kaget dengan ucapan Shilla barusan.

“aaaah Cakka!! Gue bodoh banget” ujar Shilla masih menutup wajahnya, rasanya ia ingin menangis.

Cakka meraih tangan Shilla agar Shilla tidak menutup wajahnya lagi. “Shilla gak bodoh kok. Sekarang giliran lo dengerin gue ya. Kan tadi gue juga mau bilang sesuatu” ujar Cakka mencoba menenangkan Shilla.
Shilla hanya tertunduk memandangi tangannya yang digenggam Cakka, ia masih malu jika harus menatap wajah Cakka.

“gue juga mau bilang, kalo... gue juga sayang sama lo Shill” jujur Cakka.

Shilla kaget dengan ucapan Cakka, Ia tatap Cakka dalam-dalam “yang bener?”

Cakka mengangguk yakin.

Shilla tiba-tiba saja memeluk Cakka. Shilla sudah tidak tau harus berbat apalagi. Entah harus senang atau sedih dengan pernyataan Cakka.

Cakka sendiri lagi-lagi kaget dengan sikap Shilla. “gue emang sayang sama lo shill, tapi...” ujar Cakka.

“tapi apa??” tanya Shilla

“ini gaboleh. Kita beda” ujar Cakka

“beda kenapa?” tanya Shilla melepas pelukannya dan memandang heran Cakka.

“iya, kita beda.. sebenernya gue ini...”

“apasih Cakka?”

“gue ini........ Alien” ujar Cakka penuh penyesalan

“APAAAAAAH?????” teriak Shilla tak percaya.
>>>>>>>>>>ZZZZZZZZZZZZ<<<<<<<<<<<<<

“APAAAAAAH?????” teriak Shilla

“aduh kakak, kenapa teriak kenceng banget. Shanin kan manggilnya pelan” ujar Shanin, adiknya Shilla yang tibatiba berada disamping Shilla.

“loh kok tempat tidur?” heran Shilla, perasaan tadi dia berada di taman dengan Cakka. Apa ini Cuma..

“abis mimpi ya kak?” tanya Shanin.

“mimpi ya.. hahahahah iya mimpi” sadar Shilla dan tertawa geli mengingat mimpinya itu. “huahahahahh, mimpinya lucu buangeeet shan”

“emang mimpi apa?” tanya Shanin penasaran.

“ntar kakak ceritain. Kakak mau mandi dulu ini. gerah masih pake seragam gini” ujar Shilla dan bangun dari tempat tidurnya.

‘untung Cuma mimpi. Ini pasti gara-gara kebanyakan nonton anime’ gumam Shilla dalam hati.

***

Ternyata sedari tadi pulang sekolah, Shilla ketiduran dan memimpikan Cakka. Ya, mimpi yang aneh. Sangat aneh. Untuk saat ini, Shilla dan Cakka masih seperti biasa. Dua orang yang bertemu di SD saat pramuka yang baru ketemu kembali ketika SMA. Bisa dibilang kisah mereka ini teman lama yang bertemu lagi..
Cakka juga bukan alien yah !!! ;)


-tamat-

YUGATTA DESU KA!!
Itu dia cerpennya yang Ayu bikin Cuma dalam 5 jam. Wkwkwk
Jadinya aneh ya? Apa gimana?
cerpennya rada beda sama cerpen ayu yang biasanya diselingin kata mutiara gitu, soalnya di cerpen ini ayu bingung mau di taro di bagian mana kata mutiaranya.
Buat yang minta dibikinin cerpen ini. gomen ne. maaaaaaaaaaf banget kalo mengecewakan hasilnya. Kan ayu masih penulis amatiran. Heheh

oya, ayu kasih sedikit kutipan lagu jepang yang lagi ayu suka deh yaa..

"Takanaru kono kodou ni Kizukanai furi shite
 Tsuyogari no egao Itsu no ma ni ka umaku natta"
artinya
"Aku berpura-pura tak memperhatikan degup jantung yang berdenyut ini
 Sebelum aku tahu itu, aku baik-baik saja, berpura-pura tersenyum"

Yaudah minta komentarnya ya! ;)

Oya, cerita ini hanya fantasi semata. Mohon maaf jika ada salah kata.

arigatou