Oi breh. Ayu bawain 1 cerpen pesenan
dari temen ayu nih. Sebenernya ayu bingung harus kayak gimana jalan ceritanya.
Tapi ayu coba bikin. Mumpung ga ada kerjaan juga.
Siahkan dibaca breh..
-Freak
moment-
Suara bel pertanda jam pulang di
jumat sore mengakhiri pelajaran matematika di kelas X-f yang benar-benar
memuakkan. Seluruh penghuni kelas itu pun menghembuskan nafas leganya setelah 2
jam lamanya disodori deretan materi dimensi 3 yang entah apa gunanya pelajaran
serumit itu di pelajari.
“Shilla !! bagi minum dong. MTK bikin
gue dehidrasi ini” teriak salah seorang penghuni kelas itu dari bangku paling
depan.
“ya.. dengan senang hati! Abisin
aja fy” sahut seseorang bernama Shilla sambil menyodori botol minum berwana
orennya.
“yaampun ini masih banyak banget
minum lu shill” ujar orang yang tadi.
“hehe, makanya bantuin abisin Ify.
Daripada nanti gue gak boleh pulang Cuma gara-gara minumnya gak habis di minum.
Kasian kan gue jadinya” ungkap Shilla
“iya kasian. Yaudah gue abisin ya”
ucap Ify langsung meneguk airnya.
“dasar Shilla. Kesenengan deh kalo
minumnya abis. Bukannya diabisin sendiri” komentar Sivia, teman sebangku Shilla.
“sssstt.. gapapa ah. Gue udah
kembung tau” sahut Shilla sambil menepuk pelan perutnya untuk meyakinkan
temannya.
“yayaya terserah deh. Oya, besok
kita liat Xpass yo. Band kelas kita kan bakal tampil” ajak Sivia.
“ayo deh. Gue juga lagi males
dirumah besok”ujar Shilla.
“yaaah.. gue gak bisa. Gue harus
kerumah sakit. Mau terapi...” sahut Ify dengan nada kecewa.
“yah. Tapi gapapa deh fy. Lo terapi
aja ya biar sembuh”
***
Sabtu..
Hari dimana biasa menjadi kegiatan
rutin anak SMA buat berhibernasi atau menjadi hari untuk kegiatan tanpa adanya
pelajaran yang memusingkan di hari-hari biasa. Seperti hal yang disebut
barusan, hari Sabtu menjadi hari favorite buat Shilla, anak yang baru mengenal
kehidupan SMA ini.
Rasanya tenang
banget.......................
Bukk...
Sebuah bantal mendarat mulus
dipunggung seorang gadis hingga membangunkan dari tidur nyenyaknya yang
kemudian disusul suara cempreng “kakaaaaak banguuuuuun”
“iyaiya. Ini udah bangun ” sahut Shilla
masih dengan posisi tengkurapnya.
“udah bangun kok masih merem.
Banguuuuuuun kakak” ujarnya lagi.
“aduuuuh. Berisik banget sih dek”
“makanya bangun. Itutuh ada telpon”
Shilla langsung terbangun dan
meraih telponnya.
“halloo.. oh iya.. bentar ya baru
bangun ini.. iya maap.. yaudah jemput Shilla ya.. hehe.. sip” sambungan telpon
pun terputus.
“haduh Shanin, kenapa gak bangunin
kakak daritadi sih” sewot Shilla.
“udah dibangunin daritadi kale”
Shilla pun segera mandi dan
buruburu merapikan diri.
***
Sekarang Shilla sudah berada di
sekolah bersama teman-teman sekelasnya. Cukup lama mereka berada dalam suatu
ruangan hanya dengan mengobrol dan menghabiskan jajanan. Shilla yang sudah
merasa bosan memutuskan untuk melihat keluar kelas. Perlombaan paskibra
berjalan sangat bagus. Banyak yang menampilkan kemampuan paskibranya dengan
maksimal. Kalau sedang melihat perlombaan paskibra seperti ini, rasanya Shilla
sangat menyesal memutuskan keluar dari ekscul tersebut. Ya, tapi kalau disuruh
milih antara memendekkan rambut dan tetap paskib dengan mempertahankan rambut
panjangnya tapi harus keluar dari paskib, shilla sudah pasti memilih keluar.
Shilla sangat tidak mau memotong rambut panjangnya.
“shill, gue cariin juga lu” ujar
Sivia.
“eh, iya gue bosen di kelas.
Sekalian mau liat-liat siapa tau ada temen lama” ujar Shilla sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lapangan.
“hmm, nyari temen lama atau
berharap ada dia” ledek Sivia dan langsung berdiri di depan Shilla.
“apaansih vi. Yang lain pada
kemana?” tanya Shilla yang baru menyadari hanya ada Sivia.
“udah pada pulang, ada yang lagi
jajan juga sih” sahut Sivia.
“yaudah kita kesana yo vi. Mau liat
itu ada anak 98” ajak Shilla dan langsung menarik tangan Sivia ke tepi
lapangan. Shilla masih menengok-nengok tidak jelas, walaupun dia sangat yakin
bahwa yang ia cari tidak akan mungkin ia temukan.
“tuhkan Shill, lo tuh nyariin Alvin
kan? Berharap ada dia di antara anak 98
itu” gumam Sivia seolah dapat menerawang pikiran Shilla.
“enggak !” tegas Shilla. “ngapain
gue nyariin yang gak mungkin ada. Lagian ngapain sih vi sebut-sebut si orang kristen itu” omel Shilla yang merasa
sangat kesal ketika mendengar nama Alvin.
“yah Shill, jangan marah. Abisnya
dari sekian bayaknya anak sekolahan yang kesini, lu Cuma tertarik sama anak 98.
Kan Alvin sekolahnya di 98. Sapa tau ka..”
“sssstt. Udah jangan bahas dia.
Liat deh, itu kayak temen SD gue” ujar Shilla mengalihkan pembicaraan. Ia
menyipitkan matanya untuk memastikan yang ia lihat itu benar-benar pernah ia
kenal atau tidak. “ha’iya itu Cakka”
“shill, aus nih. Beli minum yoook”
ajak Sivia.
“gue tunggu sini ajadeh vi. Cepetan
ya” ujar Shilla.
Sivia pun meninggalkan Shilla
sendirian. Shilla mencari tempat yang bisa ia tempati untuk duduk. Kakinya
terasa pegal karna sudah cukup lama ia berdiri. Shilla masih mengamati teman
Sdnya yang sedang menghentakkan kakinya di tengah lapangan. Tidak lama kemudian
Sivia datang membawa dua minuman.
“nih minum dulu shill” suruh Sivia
setelah duduk disamping Shilla. Shilla pun meraih minumannya tanpa mengalihkan
pandangannya. “liatin siapa sih shill?” tanya Sivia penasaran.
“liatin orang”
“ya siapa?”
“kepoo”
“hiss, nyebelin mulu kan Shilla.
Shill masa ada yang mirip Alvin” ujar Sivia dengan nada serius.
“mana???”
“itutuh di belakaaang. Cepet liat
Shill”
“mana sih?”
Sivia terus mengerjai Shilla dengan
menunjuk ke arah yang sebenernya tidak ada Alvin.
“mana? Sivia lo boongin gue lagi
ya?” curiga Shilla.
Bukannya menjawab pertanyaan
Shilla, Ia malah tertawa puas melihat ekspresi keponya Shilla. Namanya juga
Sivia, selalu tidak mau kalah dari Shilla.
“ah pe’a” gerutu Shilla sambil
menjitak pelan teman disebelahnya itu.
“hahah.. kan lo duluan yang
nyebelin shill. Weekk” balas Sivia.
“aih, orang yang tadi gue liatin
jadi ilang kaaaan” ujar Shilla menyadari teman Sdnya telah tidak berada di
tengah lapangan lagi.
Shilla dan Sivia pun akhirnya hanya
duduk-duduk sambil mendubbing orang-orang yang mereka perhatikan. Ya, inilah
kebiasaan yang dua orang sahabat ini lakukan setiap merasa jenuh. Membuat
dubbing dengan lelucon yang benar-benar gak nyambung. Namun justru keanehan ini
yang bisa membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal.
Ditengah lelucon yang mereka
lakukan, tiba-tiba ada seorang laki-laki lewat didepan mereka. Shilla berhenti
tertawa dan memperhatikan orang itu. Sepertinya orang itu pun sadar jika sedang
diperhatikan, ia hentikan langkahnya dan segera menoleh menghadap Shilla.
“kok kayak Shilla ya” ujar orang
itu dengan senyum tipis.
“kok kayak Cakka ya” balas Shilla
ikut tersenyum.
“Ah Shilla!” ujarnya lagi dan duduk
di sebelah kiri Shilla.
“siapa Shill?” bisik Sivia yang baru
pertama kali melihat orang itu.
“temen SD” jawab Shilla.
“Shill, ngapain disini?” tanya
Cakka, orang yang ternyata sejak tadi Shilla perhatikan.
“ini sekolah gue Cakka” jelas
Shilla.
“oh iya. Aduh Shilla makin cantik
aja” goda Cakka.
“aih” gumam Shilla. Ternyata Cakka
masih seperti Cakka sewaktu SD dulu. Tidak ada yang berubah. Hanya suara dan
tingginya yang berubah.
Shilla dan Cakka pun mengobrol
singkat dan diakhiri dengan Cakka meminta nomer hp Shilla. Jujur, Shilla merasa
canggung untuk ngobrol dengan Cakka yang sama sekali tidak pernah sekelas
sewaktu SD dulu, bahkan ini adalah pertemuannya kembali semenjak hmm.. sekitar
4 tahun lamanya tidak pernah bertemu.
“Shill, gue pulang dulu ya” pamit
Cakka dan bangun dari duduknya.
“iya” sahut Shilla sambil tersenyum
sebagai salam perpisahan.
Cakkapun beranjak pergi, Shilla
terus memandangi punggung Cakka hingga benar-benar hilang terhalang kerumunan
orang. Shilla mengalihkan pandangannya dan..
“haaah” kaget Shilla karna
dihadapannya ada wajah Sivia yang benar-benar asam.
“puas ngobrolnyaaaaaa?” ketus Sivia
yang memang sedari tadi didiamkan karna Shilla keasikan ngobrol dengan Cakka.
“hehehh, maaf Sivia cantik” ujar
Shilla dan mendorong bahu Sivia agar terduduk di samping kanannya lagi.
“maaf
ya. Abisnya kan ada temen lama vi, masa gue cuekin” jelas Shilla.
“jadi lebih mentingin temen lama
daripada aku? Kamu gak pernah ngerti akuh!!!” ujar Sivia berlagat seperti stand
up comedian ala Raditya dika.
“vi jangan mulai deh. Geli gue”
ujar Shilla sambil menggelengkan kepalanya.
Kemudian ada hening yang panjang.
Mereka pun liat-liatan. Dan 5 detik kemudian..
“HUAHAAHAHHAHAHAH”
Dua orang perempuan yang mungkin
terlihat kurang waras oleh setiap orang yang melihatnya tiba-tiba tertawa tidak
jelas. Ya, mereka sendiri pun tidak tau kenapa tertawa. Dasar aneh.
Karna hari sudah terlihat gelap,
Shilla dan Sivia memutuskan untuk pulang. Sudah cukup puas mereka berdua berada
disini. Shilla yang tidak bisa naik motor akhirnya hanya menebeng Sivia sampai
ke rumah. Ya, Shilla sangat beruntung punya sahabat sebaik Sivia.
“shill, lo punya cowo lagi kek,
biar gausah nebeng gue gini. Gue udah kayak ojek langganan lo tau” ucap Sivia.
“pfft, emang lo kira punya cowo itu
gampang? Lo aja gapunya cowok. Oya, kan belum move on yak dari Zaky hahah”
canda Shilla di tengah perjalanan pulang.
“heeh, kayak lo udah move on aja
dari Alvin”
“eeets, jangan salah. Udah ga ada
rasa tuh sama dia”
Tidak lama kemudian Shilla tiba
dirumahnya. Sivia juga langsung pulang kerumahnya.
Shilla membuka pintu rumahnya dan
Seperti biasa, setiap datang kerumah, selalu tidak ada orang. Sendirian.
Membosankan. Dan dia harus sendirian dirumah sampe larut malam.
Shilla merebahkan tubuhnya di kasur
kamarnya. Menatap langitlangit kamar. Menghembuskan nafas. Ia benar-benar
merasa jenuh jika sudah berada di rumah. Shilla sangat berharap ada satu orang
aja yang nemenin dia..
Drrtt.. drrrt.. handphone nya
bergetar tanda sebuah pesan masuk.
Ia raih ponselnya dan melihat nomor
tidak dikenal mengirimnya pesan singkat
“ini Shilla bukan?”
Shilla merubah posisi tidurnya
menjadi tengkurap dengan guling oren untuk menyangga dagunya. Ia pun langsung
membalas pesan orang itu
“iya, siapa ya?”
Tidak lama orang itu membalas
“ini gue Cakka”
Yaaaaa.. ternyata Cakka yang
mengusir kejenuhannya sedari tadi. Shilla dan Cakka pun saling berkirim pesan
dengan segala pembicaraan yang entah apalah pentingnya. Yang jelas ini sedikit
mengurangi sepi di hp Shilla.
***
Semakin hari, Shilla semakin dekat
dengan Cakka. Bahkan, Shilla sudah sering dijemput Cakka saat pulang sekolah.
Shilla merasa nyaman dengan Cakka yang memiliki sifat humoris itu. Ya, untuk
kali ini rasa nyamannya terhadap Cakka sekitar 65%
Hari ini, Shilla akan pulang bareng
Cakka lagi. Cakka akan menjeput Shilla di sekolahnya.
“yaaattta! Sivia.. hari ini lo
boleh pulang bareng Rio” ujar Shilla setelah mendapat kabar bahwa Cakka akan
menemuinya sepulang sekolah nanti.
“yang bener? Lo nanti pulang sama
siapa?” tanya Sivia antusias.
“bareng Cakka. Heheh” ucap Shilla
dengan senyum yang sulit dimengerti.
“ciyeee.. kok senyum gitu sih? Seneng
yaa dijemput Cakka?” selidik Sivia
“haah? Enggak kok. Ada juga lo tuh
yang bakal seneng banget bisa pulang bareng Rio. Yakan?” ucap Shilla
mengalihkan pembicaraan. Ia sendiri tidak tau apa benar ia merasa senang hanya
karna dijemput Cakka? Shilla benar-benar mencoba mengingkari perasaannya.
“heheh, iyalah seneng. Pulbar bareng
calon pacar gue gituloh” ujar Sivia dengan semangat.
“halaah. Sebagai tanda terimakasih
lo ke gue, lo harus beliin gue chitato!!” ujar Shilla yang selalu memanfaatkan
situasi seperti ini untuk mendapatkan jajanan favoritnya secara gratis.
“ah selalu aja. Iyadeh karna emang
gue lagi seneng berkat lo, ntar gue beliin” pasrah Sivia.
Shilla pun merasa senang. Tapi ia
masih bingung rasa senangnya ini karna chitato atau Cakka........
***
Pulang sekolah Shilla langsung
menuju gerbang. Dan benar saja sudah ada Cakka yang menunggunya disana.
Shillapun buru-buru menghampiri Cakka.
“Cakka” sapa Shilla pada Cakka yang
sedang sibuk memainkan hpnya.
“ehh Shilla udah pulang” ujar Cakka
dan memasukan hpnya kedalam saku bajunya. “ayo naik” ajak Cakka.
Shilla mengangguk dan langsung naik
ke atas motor Cakka.
Selama di perjalanan banyaaaak hal
yang Cakka dan Shilla bicarakan. Bahkan Cakka sering kali membuat Shilla
tertawa atau sekedar tersenyum. Shilla jadi semakin merasa nyaman dengan Cakka,
kali ini rasa nyaman nya bertambah jadi 80%. Ini benar-benar kejadian langka
buat Shilla. Karna sudah banyak cowok yang dekat dengan dia tanpa bisa
membuatnya senyaman bersama Cakka. Shilla pun merasa dirinya telah...
‘ah ini gamungkin. Aduhh Shilla
apa-apaan sih’ gerutu Shilla dalam hati sambil memandangi punggung Cakka yang
sangat dekat dengannya. Lagi-lagi mukanya terasa panas. ‘Ini udah gak wajar’
pikir Shilla.
Tidak lama Shilla dan Cakka sampai
dirumah Shilla.
“makasih ya Cakkaa” ucap Shilla
sambil tersenyum tipis setelah turun dari motor Cakka.
“iya Shilla” balas Cakka. Cakka pun
langsung beranjak pulang.
Fuuuh.. akhirnya Shilla bisa
bernafas lega.
Sesampainya dirumah Shilla langsung
melepas sepatu lalu masuk kekamarnya dan menutup rapat-rapat pintu kamarnya.
Ia buru-buru taro tas gembloknya
yang terasa berat itu ke meja belajarnya. Kemudian Shilla menjatuhkan tubuhnya
ke kasur.
Shilla benar-benar merasa aneh.Ia
terus memikirkan hal yang entah sangat mengganngu pikirannya.
>>>>>>>>>>ZZZZZZZZZZZZ<<<<<<<<<<<<<
Semburat Jingga menghiasi langit
senja. Shilla membuka pintu dan memandangi langit. Shilla sangat menyukai
saat-saat seperti ini.
“dirumah bener-bener ngebosenin. Ke
taman ajadeh” gumam Shilla dan berjalan menuju taman dekat rumahnya.
Tidak butuh waktu lama untuk Shilla
sampai di taman. Taman ini udah seperti teman buat ngilangin rasa bosan Shilla.
Shilla mengedarkan pandangannya ke segala penjuru taman, dan pandangannya
terhenti disatu bangku taman. Disitu ada seorang laki-laki berkaos hitam sedang
duduk membelakangi Shilla.
Shilla merasa kenal dengan orang
itu, Shilla pun mendekat untuk memastikan.
“Cakka” panggil Shilla setelah
yakin bahwa orang itu benar-benar Cakka.
“Shilla???” heran Cakka yang baru
menyadari kehadiran Shilla.
“lo ngapain disini?” tanya Shilla
tak kalah heran dengan Cakka.
“ng.. main aja. Lo sendiri ngapain
disini?” tanya balik Cakka
“ya.. main aja” sahut Shilla.
“waaah ngikutin gue lu ya?”
“ih enggaaak.. lo kali yang ikutin
gue”
“lah? Udah tau gue duluan yang
sampe disini” ujar Cakka membela dirinya.
“oh iyaya. Tapi gue gak ngikutin lo
tau. Ini kan deket sama rumah gue” ujar Shilla menyangkal tuduhan Cakka.
“iya deh iya. Yaudah sini duduk
Shill” ujar Cakka sambil menyuruh Shilla agar duduk disampingnya.
“eh, iya” gumam Shilla dan duduk di
samping Cakka.
Kemudian antara Cakka dan Shilla
hanya saling diam. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.
‘gue harus bilang sama Cakka nih. Biar
lega. Tapiiiiii masa iya. Emang ini di jepang??’ gumam Shilla dalam hati.
‘ah, gimana ya. Gue harus bilang ke
Shilla yang sebenernya. Ini gaboleh dibiarin terlalu lama’ ujar Cakka dalam
hati
Shilla dan Cakka saling sibuk
meyakinkan diri. Bagi mereka, saat inilah yang sangat tepat untuk mengaku.
Beberapa saat kemudian....
“Cakka”
“Shilla”
Ucap keduanya berbarengan. Mereka pun
saling pandang. “gue mau ngomong sesuatu” ucap mereka dan lagilagi berbarengan.
“aduuuh, sinetron banget sih. Haha.
Lo duluan deh Shill yang ngomong” ujar Cakka sambil tertawa.
“hehehh. Iyaya. Ng, lo duluan aja
deh yang ngomong” ucap Shilla merasa ragu.
“yaah. Dimana-mana ladies first lah”
ucap Cakka penuh kemenangan
“iyadeeeh” pasrah Shilla. ‘ah, gue
gamau ngomong yang sebenarnya. Gue ngomong yang lain ajadeh’ ucap Shilla dalam
hati. Ia menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya. Shilla menatap
mata Cakka yang sudah menanti Shilla untuk berbicara. Jantungnya sudah berdegup
tidak beraturan. Ia meyakinkan diri sekali lagi, dan
“gue suka sama lo Cakka. Gue suka
dan mungkin gue udah sayang sama lo. Gue seneng kalo ada dideket lo. Gue... eh”
Shilla berhenti bicara dan tersadar dari perkataannya barusan. Shilla malah
ngomong yang sebenarnya. Dia benar-benar mengucapkan hal itu kepada Cakka. Ini benar-benar
hal terbodoh yang ia lakukan. Shilla tidak sanggup lagi untuk melihat reaksi
Cakka yang kaget.
“aduuuh Cakkka bukan itu maksudnya.
Aduhh. Gue salah ngomoooong. Hiks” teriak Shilla dan menutup wajahnya dengan
kedua tangannya karna merasa malu.
“Shilla” panggil Cakka, Cakka
memang sangat kaget dengan ucapan Shilla barusan.
“aaaah Cakka!! Gue bodoh banget”
ujar Shilla masih menutup wajahnya, rasanya ia ingin menangis.
Cakka meraih tangan Shilla agar Shilla
tidak menutup wajahnya lagi. “Shilla gak bodoh kok. Sekarang giliran lo
dengerin gue ya. Kan tadi gue juga mau bilang sesuatu” ujar Cakka mencoba
menenangkan Shilla.
Shilla hanya tertunduk memandangi
tangannya yang digenggam Cakka, ia masih malu jika harus menatap wajah Cakka.
“gue juga mau bilang, kalo... gue
juga sayang sama lo Shill” jujur Cakka.
Shilla kaget dengan ucapan Cakka,
Ia tatap Cakka dalam-dalam “yang bener?”
Cakka mengangguk yakin.
Shilla tiba-tiba saja memeluk
Cakka. Shilla sudah tidak tau harus berbat apalagi. Entah harus senang atau
sedih dengan pernyataan Cakka.
Cakka sendiri lagi-lagi kaget
dengan sikap Shilla. “gue emang sayang sama lo shill, tapi...” ujar Cakka.
“tapi apa??” tanya Shilla
“ini gaboleh. Kita beda” ujar Cakka
“beda kenapa?” tanya Shilla melepas
pelukannya dan memandang heran Cakka.
“iya, kita beda.. sebenernya gue
ini...”
“apasih Cakka?”
“gue ini........ Alien” ujar Cakka
penuh penyesalan
“APAAAAAAH?????” teriak Shilla tak
percaya.
>>>>>>>>>>ZZZZZZZZZZZZ<<<<<<<<<<<<<
“APAAAAAAH?????” teriak Shilla
“aduh kakak, kenapa teriak kenceng
banget. Shanin kan manggilnya pelan” ujar Shanin, adiknya Shilla yang tibatiba
berada disamping Shilla.
“loh kok tempat tidur?” heran
Shilla, perasaan tadi dia berada di taman dengan Cakka. Apa ini Cuma..
“abis mimpi ya kak?” tanya Shanin.
“mimpi ya.. hahahahah iya mimpi”
sadar Shilla dan tertawa geli mengingat mimpinya itu. “huahahahahh, mimpinya
lucu buangeeet shan”
“emang mimpi apa?” tanya Shanin
penasaran.
“ntar kakak ceritain. Kakak mau
mandi dulu ini. gerah masih pake seragam gini” ujar Shilla dan bangun dari
tempat tidurnya.
‘untung Cuma mimpi. Ini pasti
gara-gara kebanyakan nonton anime’ gumam Shilla dalam hati.
***
Ternyata sedari tadi pulang
sekolah, Shilla ketiduran dan memimpikan Cakka. Ya, mimpi yang aneh. Sangat aneh.
Untuk saat ini, Shilla dan Cakka masih seperti biasa. Dua orang yang bertemu di
SD saat pramuka yang baru ketemu kembali ketika SMA. Bisa dibilang kisah mereka
ini teman lama yang bertemu lagi..
Cakka juga bukan alien yah !!! ;)
-tamat-
YUGATTA DESU KA!!
Itu dia cerpennya yang Ayu bikin Cuma
dalam 5 jam. Wkwkwk
Jadinya aneh ya? Apa gimana?
cerpennya rada beda sama cerpen ayu yang biasanya diselingin kata mutiara gitu,
soalnya di cerpen ini ayu bingung mau di taro di bagian mana kata mutiaranya.
Buat yang minta dibikinin cerpen
ini. gomen ne. maaaaaaaaaaf banget kalo mengecewakan hasilnya. Kan ayu masih
penulis amatiran. Heheh
oya, ayu kasih sedikit kutipan lagu jepang yang lagi ayu suka deh yaa..
"Takanaru kono kodou ni Kizukanai furi shite
Tsuyogari no egao Itsu no ma ni ka umaku natta"
artinya
"Aku berpura-pura tak memperhatikan degup jantung yang berdenyut ini
Sebelum aku tahu itu, aku baik-baik saja, berpura-pura tersenyum"
Yaudah minta komentarnya ya! ;)
Oya, cerita ini hanya fantasi
semata. Mohon maaf jika ada salah kata.
arigatou